Waktu Dan Biaya Lebih Efisien Adalah Dampak Titik-titik Dari Teknologi – Penggunaan plastik menjadi semakin berbahaya bagi lingkungan, mendorong pemerintah untuk menurunkan pajak plastik. Seiring berjalannya waktu, keinginan pemerintah untuk mengurangi plastik dibayangi inisiatif lain, yakni pelaksanaan APBN yang terdampak pandemi COVID-19. Memaksa plastik tidak terlalu kontroversial

Hal yang sama berlaku untuk harga sewa. Namun, pengenaan cukai mempengaruhi perilaku kelompok tertentu seperti perusahaan, pemerintah dan konsumen. Hal ini memerlukan penelaahan yang lebih dalam terhadap sistem administrasi perpajakan pemerintah, dengan mempertimbangkan asas pemungutan dan pembayaran pajak.

Waktu Dan Biaya Lebih Efisien Adalah Dampak Titik-titik Dari Teknologi

Plastik yang telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keunggulan plastik dalam hal biaya, daya tahan, dan fleksibilitas membuat banyak orang di seluruh dunia mengandalkan bahan ini untuk pekerjaan mereka (Heidbreder).

Mengenal Neo Metal Dengan Gpu, Bisa Apa Saja Sih?

., 2019). Pembenaran atas tuntutan tersebut dapat dilihat dari meningkatnya tingkat produksi plastik di dunia. Antara tahun 1950 hingga 2015 saja, tingkat produksi plastik mencapai 7,82 miliar ton di seluruh dunia, artinya setiap orang di bumi menghasilkan 1 ton plastik selama itu (Geyer).

., 2017). Indonesia masih menjadi penyumbang polusi plastik terbesar kedua di dunia dengan menghasilkan 3,222 juta ton plastik setiap tahunnya (ASEAN Post, 2018). Produksi plastik yang sangat besar ini tidak mengikuti sistem pengelolaan sampah plastik yang baik yang berbahaya bagi lingkungan.

Efek berbahaya dari plastik sangat nyata dan dapat dirasakan tidak hanya oleh manusia tetapi juga oleh organisme lain. Derrick (2002) dalam penelitian tentang pengaruh plastik terhadap kehidupan laut menyatakan bahwa produk plastik seperti kantong plastik, tali sintetis dan jaring ikan dapat mempengaruhi kehidupan laut karena limbah tersebut dimakan oleh ikan laut. Faktanya, efek polusi plastik telah mempengaruhi setidaknya 267 spesies laut, termasuk 86% dari semua penyu, 44% dari semua burung laut, dan 43% dari semua mamalia laut (Laist, 1997). Masalah ini tampaknya tidak secara akurat menggambarkan spesies di ekosistem laut yang terkena dampak, karena luasnya lautan dan risiko spesies yang terkena dampak plastik dapat tenggelam atau dimakan oleh predator predator (Wolfe, 1987).

Indonesia juga mengalami pencemaran laut dari sampah plastik. Menurut informasi terbaru dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, 1,29 juta ton sampah plastik mencemari 250 juta kilometer lautan Indonesia (Gazaffi, 2019). Pencemaran ini dapat menyebabkan pendarahan internal, penyumbatan lambung, bahkan kematian pada hewan laut seperti ikan, penyu, dan burung laut karena menelan atau memakan plastik (Cordova, 2017). Jika keadaan ini tidak segera diatasi, maka akan membahayakan biota laut di Indonesia.

Baca Juga  Alasan Berdirinya Perusahaan Asing Di Indonesia Adalah

Capital Asset Management

Seperti lautan, polusi plastik di daratan Indonesia sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sampah plastik telah menyumbat saluran air, penumpukan sampah plastik, dan banjir (Prasti, 2019). Selain itu, praktik sosial membakar sampah plastik juga berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan keracunan karbon monoksida yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan jika terhirup. Tentu jika dibiarkan, kualitas masyarakat akan terus merosot.

Perubahan penggunaan plastik menjadi tantangan bagi peraturan pemerintah dan masyarakat umum sebagai konsumen, karena masih kuatnya ketergantungan terhadap kebiasaan menggunakan plastik (Marazzi).

., 2020). Menurut laporan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020), rata-rata konsumsi plastik masyarakat India dari tahun 2015 hingga 2019 mencapai 17-23 kg per orang per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi plastik masyarakat Indonesia masih tinggi.

Menurut Mankiw (2014), adanya gangguan berupa kenaikan harga beberapa barang menurunkan tingkat konsumsi barang tersebut, karena penerapan undang-undang yang mengakibatkan kenaikan harga plastik akan turun. tingkat makanan. Pemerintah dapat mengatasi masalah ini dengan mengenakan pajak pada plastik

Bisa Tolong Jawab Ga Sedikit Juga Gpp Kok​

Efek ini dikatakan memiliki efek negatif pada beberapa tanaman (Cnossen, 2005). Pada tahun 2019, pemerintah berencana untuk memperkenalkan pajak plastik, pertama melalui pengenalan skema rabat plastik. (KKP, 2019) Memang, undang-undang model pemerintah tentang pajak plastik dengan jelas menyatakan bahwa pemerintah ingin mengurangi polusi plastik di Indonesia. Namun, niat pemerintah untuk menerapkan pajak plastik pada tahun 2020 juga menunjukkan hal lain, yakni APBN yang semakin berkurang akibat wabah Covid-19.

Plastik adalah jenis makromolekul yang terbentuk selama polimerisasi, menggabungkan beberapa molekul sederhana (monomer) melalui proses kimia untuk membuat molekul yang lebih besar (makromolekul atau polimer) (Cordova, 2017). Selain itu, plastik dapat dibagi menjadi dua cara berbeda

) dikodekan secara numerik untuk memudahkan proses identifikasi. Industri plastik Indonesia berbasis plastik jenis PP, PE (plastik), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020).

Konsumsi plastik manusia adalah 22,5 kg per tahun, yang meliputi plastik PP, PE, PS dan PVC. Dalam jumlah tersebut, plastik PE masih menjadi pilihan umum bagi industri manufaktur di India dengan total pangsa 34%, jumlah ini lebih banyak dibandingkan negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang mengonsumsi 60 kg per orang per orang. tahun (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2020).

Baca Juga  Gagasan Merupakan Bagian Dari

New Fuso Fi1217 Andalan Baru Tanpa Lawan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2020) juga menyatakan bahwa industri manufaktur menyumbang produksi plastik terbanyak yaitu sebesar 36%, diikuti oleh industri plastik teknis sebesar 21% dan plastik lainnya sebesar 18%. Selain itu, industri makanan dan minuman masih menjadi industri yang paling banyak menggunakan plastik buatan pabrik atau impor, yakni mencapai 60% dari seluruh produksi.

(FMCG) merupakan salah satu pemain utama dalam mengurangi jumlah sampah plastik di Indonesia. Indonesia semakin aktif dalam riset Greenpeace bahwa perusahaan menjadi kelompok utama untuk mengurangi jumlah sampah plastik (Greenpeace, 2021).

Sebagai produsen, perusahaan berperan penting dalam mengurangi sampah plastik. Namun, perilaku makan seseorang merupakan faktor penentu. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penggunaan plastik di masyarakat seperti budaya, kesederhanaan dan kondisi sosial (Heidbreder)

., 2018). Meski masyarakat ingin mengurangi jumlah plastik yang mereka gunakan, sebagian besar belum beradaptasi dengan cara baru seperti menggunakan tas belanja sendiri (Romero).

Inflasi Dan Rantai Pasok Di Indonesia

Dua pandangan di atas dari sisi produsen dan konsumen plastik menjadi contoh bagi pemerintah untuk membuat undang-undang untuk mendorong perusahaan mengurangi jumlah sampah plastik dan mendorong masyarakat mengubah kebiasaan makan plastiknya. Salah satu langkah yang dapat diterapkan adalah pengenaan tarif atau pajak yang diyakini dapat mengubah kebiasaan dan penerimaan perusahaan dan konsumen (Heidbreder).

., 2019). Studi di banyak negara berpenghasilan rendah dan tinggi menunjukkan bahwa sejak penerapan undang-undang tersebut, penggunaan kantong plastik sekali pakai telah menurun dari 40% menjadi 90%, sehingga pemerintah harus mempertimbangkan untuk mengurangi undang-undang tersebut. Sampah plastik

Dengan kata lain, adanya pemantauan dan pengukuran fisik yang dilakukan oleh otoritas yang berwenang dalam rangka pemantauan pelaksanaan undang-undang (Rosdiana, 2018). Konsep eksternalitas negatif adalah biaya tidak langsung yang merugikan kelompok yang tidak terlibat dalam keputusan perusahaan, rumah tangga, dan individu dalam konsumsi, produksi, atau investasi (Helbling, 2020). Contoh eksternalitas negatif adalah polusi, di mana pihak yang bertanggung jawab atas polusi tidak mempertimbangkan efek negatif yang mungkin ditimbulkannya terhadap orang lain yang tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Seperti halnya pencemaran plastik, industri plastik tidak mempertimbangkan biaya eksternal seperti kerusakan ekosistem laut, pencemaran tanah, dan pencemaran lingkungan.

Baca Juga  Mengapa Siklus Air Dapat Memurnikan Air Tawar

(2019) menyatakan bahwa pajak atas plastik adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan larangan politik. Permintaan ini diperkuat oleh keberhasilan banyak negara, seperti Irlandia, di mana mayoritas konsumen plastik percaya bahwa penggunaan plastik mudah dan bebas pajak serta bermanfaat bagi lingkungan.

Siklus Bisnis Riil: Konsep, Asumsi, Penyebab, Kritik

., 2013). Namun, terdapat perbedaan kondisi demografis dan ekonomi antara Indonesia dan Irlandia, sehingga kebijakan ini tidak dapat dilaksanakan dengan baik kecuali jika pemerintah melakukan penelitian dengan menyesuaikan kondisi di India (World Bank Group, 2020).

Upaya pemerintah menjaga lingkungan terlihat dari sistem pembuangan sampah plastik di Indonesia yang kurang baik. Menurut Kemitraan Aksi Plastik Nasional (2020), dari 6,8 juta dolar sampah plastik yang dihasilkan pada 2017, hanya 2,1 juta yang berhasil dikelola oleh pemerintah, sisanya disediakan oleh masyarakat. Ini buruk bagi lingkungan. Contohnya termasuk pembakaran terbuka dan pembuangan. Sehingga, minimnya regulasi pemerintah untuk mengontrol produk plastik industri FMCG berupa pajak dan undang-undang lainnya akan memperburuk keadaan (Rasadi, 2019). Dua kasus ini menunjukkan perlunya perubahan besar dalam sistem pengelolaan sampah plastik di Indonesia.

Pemerintah daerah dan pusat sudah mulai menyusun strategi untuk mengelola sampah plastik di Indonesia. Misalnya, pemerintah Bali telah mengurangi penggunaan produk plastik di Bali sebesar 30-40% melalui Peraturan Pemerintah No. 97 tahun 2018 tentang penghapusan penggunaan sampah plastik sekali pakai (CNN Indonesia, 2019). Sementara itu, pemerintah pusat melalui Perpres No. 97 Tahun 2017 menargetkan pengurangan sampah plastik di laut hingga 70% pada akhir tahun 2025 dan menghilangkan sama sekali sampah plastik.

Dampak ilmu pengetahuan dan teknologi, dampak positif dan negatif teknologi, dampak negatif dari perkembangan teknologi, dampak negatif dari penggunaan teknologi, dampak positif dari teknologi informasi, dampak negatif dari kemajuan teknologi, dampak positif dari perkembangan teknologi, dampak positif dan negatif dari teknologi informasi, dampak dari kemajuan teknologi, dampak dari teknologi informasi, dampak ilmu alamiah dan teknologi, dampak positif dan negatif dari teknologi