News

Waas Hartina

×

Waas Hartina

Share this article

Waas Hartina – Apakah kamu suka buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri

Paman Lengsér: (mendesah) Tenang, Tuan Prab. Dan saya sekarang Tuan Prabu khawatir? Paman Lengsér: Apa yang kamu khawatirkan, paman? Gusti Prabu : Uh…uh…bagus Nyi Esih, kemarin Om Lengser Gusti Prabu, Gusti Prabu melahirkan. Ketika anak itu lahir, Paman Lengsér adalah seorang lelaki gemuk besar, dia akan muncul jika dia bisa menceritakan kisahnya. Gusti Prabu: Eh, anak itu ajaib. Jadi apa penyebab khawatirnya om? Paman Lengser : Kembalilah Tuan Raja, anak itu sangat jahat. Gusti Prabu : Baik om, artinya anak itu sehat. : Kalau tidak Tuan Raja, yang dipotong bukan hanya makanan Paman Lengser. Tanaman rumput, ayam putra dewa Prabu, bahkan lamak bebututun juga kerap disiramkan pada sang anak. Prameswari: (Tertawa) Ha ha ha…. Keturunan jiwa raja, mungkin, paman! Enak udah siap makan lamak bubututun, dan harga berasnya mahal, tapi ya gitu deh! : Tapi ada yang aneh dengan anak itu, Tuan Raja, dia bisa melihat hal-hal yang tidak bisa kita lihat. : Oke, jadilah paranormal, paman. Pertama-tama, saya punya pertanyaan tentang bayi saya. Mereka bertanya apa paman saya? : Ya..ya…Tuan Prabu. Haruskah negeri kita disebut Endén Putri? : Hmm. Ya. Apa yang bisa kita lakukan agar negara kita subur dan sejahtera, rakyatnya tidak tingkocéac, dan putriku sehat? : (Dipuja) Maafkan aku, Kuya Prabu. Anda tahu, saya mengalami mimpi yang sangat aneh tadi malam. : Ya…! Apa yang kamu impikan tentang Nyimasu, istri Kakang yang cantik dan cantik? Pengembangan Pembelajaran B A S A S U N D A 91 Untuk siswa SMP/MTs kelas IX

Waas Hartina

Prameswari : (Gulak-gileksemugumeulis) Oh, Kuya Prabumih! Aku sangat senang, aku ingin terbang. Ini impian semua orang, Kuya Prabu. Tuan Prabu Resi juga mengunjungi saya. Namanya Resi. “Tanahmu Prameswari akan subur dan subur, putrimu akan sehat, tuan raja jika Tujuh Mustika melindungimu!” Paman Lengsér Tuan Prabu : (Terkejut) Tujuh Mustika? Prameswari: Kemana Tujuh Mustika tadi, Nyimas? Paman Lengsér Apakah dia di bumi, di laut atau di langit? : Itu ada di negara kita, katanya, Tuan Raja! Kita hanya harus cukup pintar untuk menemukannya. : Bisakah Paman Lengsér menemukannya? : Huh, sabar, Tuan Raja! Kamu harus tahu. Saya tidak tahu seperti apa rupanya. : Ké, ké….siapa yang Nyimas sebut Tujuh Mustika? : Para Resi tidak menyebutkan bahwa siapa pun harus melakukan ini, Tuan Raja, dan dia menghilang lagi. Lubang ti(a2sXa) dari siapa pun. : Siapa putra Raja Dewa itu sendiri, Radén Aria. Gusti Prabu: Ya, itu ide yang bagus, paman! Jadi nanti Si Agus jadi terkenal ya? Tentu saja wartawan TV akan mengikutinya. “Putra raja menemukan tujuh Mustika Kerajaan Manoko.” Isi dulu om! Nona Si Agusna. Dan! Dan…! Ayo! Prameswari: Ih, Kuya Prabu. Piraku memanggil putra raja kacang! Selesai…! Raden Aria Lingga Kancana, ya! Gusti Prabu: Ya, tapi apakah kita selalu di Agus-Agus? Dan…! Sagu…! Sagu…! Ayo! (Torojol Radén Aria turun tangan. Ogo duduk. Ia memakai seragam SD.) 92 Perkembangan Pembelajaran Dasar Siswa Kelas IX SMA/MTs.

Baca Juga  Mengapa Benda Yang Dimasukkan Ke Dalam Freezer Dapat Membeku Jelaskan

Ujian Sekolah Online Pdf Worksheet

Raden Aria : (Berbicara lagi). Ada apa, ayah! Dia juga pergi ke Sekolah Raja dan dipanggil apa yang akan kamu lakukan? Radén Aria: Kenapa kamu sekolah jam segini? Tapi besok masih Tuan Prabu? Raden Aria: Saya, Ayah. Tapi sekarang hari Senin, Ayah. Upacara Kedah Pami ini biasanya diajarkan oleh seorang guru. Uh, membosankan, membosankan…. oh, Ayah! Raden Aria Gusti Prabu: Ini, Agus! Negeri kita kini dikepung berbagai bencana bagi Raden Ari. Dia menceritakan mimpinya, dia berkata bahwa dia harus ditutupi dengan tujuh mustika! : Ada apa, Papa Mustika? Permainan? Agus tidak tahu cara memainkan mustika. Saya main sepak bola. Tapi kemarin dia bilang Papap akan beli sepatu bola, dimana? Ih, boong…, boooooong Papap! : Di sini, dengarkan sekarang. Kita harus memperbaiki negara kita. Bisakah Anda menemukan Tujuh Mustika? : (memberi hormat) Siap, Ayah! : Nah, anak ayah! : Di mana kamu melihat, ayah? Di Borma, di BIP, di BS atau di Cimolo? Ké Agus sambil beli sepatu bola ya ah? Gusti Prabu : Ah, kamu laki-laki. (Dia gemetar, lalu memanggil Paman Lengser) Paman Lengser! Inilah yang saya lakukan. Paman harus mengumpulkan orang-orang sakti yang bisa menemukan Tujuh Mustika! Paman Lengsér: Saya tidak mau bekerja, Tuan Raja! (Raja dan para pengiringnya meninggalkan panggung.) Jawab pertanyaan berikut! 1. Siapakah aktor yang berakting dalam adegan drama di atas? 2. Apa yang membuat raja berpikir? 3. Paman Lengsér mengatakan bagaimana kondisi bayi yang baru lahir? Perkembangan Pembelajaran B A S U N D A 93 Untuk siswa SMP/MTs Kelas IX

4. Apa yang harus dilakukan untuk membangun negeri dan menyehatkan Endén Putri? 5. Siapa nama putra Raja Raja? Apa propertinya? 6. Apa itu prameswari? 7. Adegan apa yang paling lucu dari bagian drama itu? 8. Siapa yang akhirnya mau disuruh mencari Tujuh Mustika? B. Mencermati naskah lakon Naskah lakon yang saya baca tadi adalah penggalan atau bagian dari naskah “Si Ujang Jadi Prabu”. Jadi ceritanya belum selesai, baru dua babak. Saya bisa membaca bab selanjutnya. Kalau kalian bisa amati, apa bagian terpenting dari sebuah naskah drama? Ada percakapan (dialog). Inilah ciri khas yang membedakan naskah drama dengan bentuk tulisan lainnya. Tegasnya, drama adalah cerita fiktif yang terdiri dari percakapan (dialog) dengan aktor. Dalam naskah lakon tersebut terdapat ciri-ciri khusus, yaitu: 1) Pertelana palaku, yang menyebutkan nama dan deskripsi alat musik perkusi. Ada juga drama yang tidak menggunakan kesaksian aktor, seperti naskah di atas. 2) Bab dan adegan, yang membagi esai dramatis. Setiap tahap dibagi menjadi beberapa adegan sesuai dengan pergantian peristiwa. Ada drama yang hanya terdiri dari satu episode, dan ada banyak episode. 3) Menerangkan atau menjelaskan awal panggung, menjelaskan latar belakang, suasana, pelaku, peristiwa, dll, misalnya: (Raja, putri, puteri, Ponggawa dan Paman Lengsér masuk ke panggung. tanpa bergerak. Dia duduk menunduk, kemudian ragu-ragu, berdiri dan bingung.) 94 Pengembangan Pembelajaran Dasar Siswa SMP/MTs Kelas IX

Baca Juga  Berikut Ini Termasuk Jenis-jenis Media Sosialisasi Kecuali

4) Percakapan, yaitu kata-kata langsung para pelaku yang berpapasan, misalnya: Gusti Prabu: Eh, anak itu ajaib. Lantas apa yang membuat Paman Lengser mengkhawatirkan pamannya? Tuan Prabu Paman Lancer : Kembalilah Tuan Prabu, anak itu sangat jahat. Gusti Prabu : Baik om, artinya anak itu sehat. : Omong-omong, tuan raja, yang dituangkan bukan hanya makanan. Tumbuhan di pekarangan, ayam, bahkan serangga juga sering dibuang ke bayi. : (Tertawa) Ha ha ha…. Dia mungkin keturunan peri, om! Enak udah siap makan lamak bubututun, dan harga berasnya mahal, tapi ya gitu deh! 5) Prolog dan epilog. Ada lakon yang tidak menggunakan prolog dan epilog. Di awal lakon ditulis prolog yang isinya merupakan penjelasan lakon yang dibawakan. Epilog ditulis di bagian akhir lakon, berisi kesimpulan lakon dan nasehat penulis. Tidak ada prolog dan epilog dalam naskah “Si Ujang Jadi Prabu”. Drama termasuk dalam sastra dramatik, karena esai dramatik mengungkapkan watak sang aktor. Pelaku bertindak dan berbicara dengan pelaku lainnya. Hal inilah yang membedakan drama dengan cerita fiksi lainnya, seperti novel atau cerpen yang menggambarkan tokoh seorang aktor yang bercerita tentang seorang pemain catur. Dalam drama, hal itu dilakukan atau dilihat melalui perkataan para aktornya. Dalam drama “Si Ujang Jadi Prabu” kita sudah bisa merangkum seperti apa karakter Nini Paraji atau Radén Aria jika kita perhatikan kata-katanya. Ada banyak drama yang dipentaskan dalam sastra Sunda, misalnya: Lutung Kasarung (R.T.A. Sunarya), Yaomal Kiyamah (RAF), Masyitoh (Ajip Rosidi), Cahaya Maratan Waja (Yus Rusyana), Bandung Lautan Api (Rukasah S.W.) Prabu Siliwangi ( Jus Rusyana). Yoséph Iskandar), Developmental learning B A S A S U N D A 95 Untuk siswa SMP/MTs kelas IX

Baca Juga  Bola Dalam Permainan Bulu Tangkis Disebut Dengan Istilah

Inten Dewata (Wahyu Wibisana), Raja Wales (R. Hidayat Suryalaga), Prabu Tarusbawa (Saini KM), Nagri Katumbiri (Nunu Nazarudin Azhar), Cukang (Dadan Sutisna), Bendera! Bendera! Bendera! (Toni Lesman). dan seterusnya. C. Peta Kegiatan Drama : 1. Berikut adalah naskah drama dari naskah sebelumnya “Si Ujang Jadi Prabu”. Silahkan baca dan diskusikan terlebih dahulu dialog tersebut di depan anggota kelompok dengan kalimat yang sesuai. 2. Setelah Anda menghafal percakapan dan aktornya ditentukan, perankan di depan kelas! (Lanjutan dari naskah “Si Jang Jadi Prabu”) Bab 3 (Dukun memasuki panggung dengan mulut terbuka. Pendeta mengikuti lagu. Musik padang pasir. Dua tabib menari sementara pendeta bergerak sebagai satu penyanyi. Setelah lagunya, saling tunjuk dukun. Tertawa. Dia ikut tertawa. Ya. Dia tertawa lagi. Dia tertawa lagi. Ya, lagi. Dia tertawa.) Dokter: (bernyanyi, seolah berbicara) ) Pasti tabib Ciréyod ! Ha…ha…ha… Dokter : (poin) Anda seorang pesulap! Ha…ha…ha… Dukun : (menyanyi) Ana Wan Mahmud, tabib terkenal dari Bagdad. Raja memanggilnya. Ini pot Aladdin, Insya Allah ini potnya

Basa Sunda Kelas 3 2014

Ronald waas, yoseano waas, yosefani waas, waas app, waas, glenn waas, waas aap, de waas, hartina, waas ap, patriot hartina, yosefanny waas