News

Sugih Mukti Hartina

×

Sugih Mukti Hartina

Share this article

Sugih Mukti Hartina – Kabupaten Majalenka (harfiah: ᮊᮮᮥვᮒᮦ ᮔ᮪᮪ ᮏᮨᮀᮊ) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Barat, Indonesia. Majalenka adalah ibu kotanya. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Indramayu di sebelah utara, Kabupaten Cirebon dan Kuningan di sebelah timur, Kabupaten Siam dan Tasikmalaya di sebelah selatan, serta Kabupaten Medang di sebelah barat.

Kabupaten Majalenka terbagi menjadi 26 kabupaten dan banyak desa dan desa. Berkantor pusat di Kabupaten Majalenka. Kantor Bupati terletak di Alun-alun Majalenka dekat Masjid Raya Al Imam.

Sugih Mukti Hartina

Sejarah [sunting | sunting mber] Masa kerajaan Buddha di Talaga [ sunting | mber sunting] Pemerintahan Batara Gunung Pikung [ sunting | sunting nomor]

Basa Sunda Kelas V Sem 2

Kerajaan Hindu di Talaga XIII Masehi. Didirikan pada abad ke-16, dan rajanya adalah keturunan Ratu Galu yang masih bertahta di Siam, putra Vi yang juga dikenal sebagai raja-raja Pajajaran atau Raja Siliwangi. . Nan Talaga, putra Pandita Prabu Dharmaji, putra Batara Gunung Pikung, putra Ryadevata, putra Galuh Prabu Ajiguna Lingavisa (1333-1340) di Maharaja Siam di Galuh Kavali. Siliwangi biasanya diberikan kepada penguasa kerajaan Galuh. Wilayah hukumnya meliputi bagian Talaga, Sikijing, Bantarujeg, Lemahgih, Majaleng dan Majalenka Kidul. Pemerintah Batara Gunung Pikung sangat baik hati, agama masyarakat negeri ini adalah Hindu, dan selama pemerintahannya, infrastruktur jalan ekonomi sepanjang lebih dari 25 kilometer dibangun di wilayah Kakrabuana dari Talaga ke Salawangi. Bidang pembangunan lainnya adalah peningkatan irigasi di Sigoyong, yang mencakup semua saluran irigasi di wilayah Siqijing. Raja memiliki 6 putra: – Nan Kungilak – Nan Benda – Nan Gombang – Ratu Panggongsong Ramahiang – Prabu Dharma Si – Ratu Mayang Karuna. Di akhir masa pemerintahannya Prabu Dharmaji melanjutkan.

Disebut juga Pandita Perabu Dharma Ci. Pada masa pemerintahan raja ini, agama Hindu berkembang sangat pesat (abad ke-13), terutama di kerajaan Pajajaran, Jawa Tengah, Jayakarta dan daerah lainnya. Dalam seni puisi, tamu dari negara tetangga banyak bercerita tentang kunjungan mereka ke Talaga, mengapa kunjungan para tamu itu sia-sia, banyak yang tidak tahu. Peninggalan yang masih ada dari kerajaan ini antara lain benda-benda perunggu, gong, harnas atau pakaian besi, beliau wafat pada abad ke-12 M dengan meninggalkan 2 orang putra: – Bhagwan Garasiang – Nan Talaga Mangung.

Singgasana untuk sementara dipegang oleh Begawan Garasiang, namun ia sangat dekat dengan titipan hidup, sehingga tahta tersebut segera diwariskan kepada saudaranya Talaga Mangung.Tidak banyak yang diketahui tentang raja ini kecuali bahwa ia pindah dari Talaga pada masa pemerintahannya. Wilayah Sihaur Maja.

Baca Juga  Antonim Naratif

Nan Talaga Mangung adalah seorang raja yang dikenal sampai hari ini karena perilakunya yang adil dan bijaksana serta ketertarikannya pada agama Hindu, pertanian, irigasi, kerajinan tangan, dan kesenian rakyat. Hubungan baik telah terjalin baik dengan negara tetangga maupun negara yang jauh seperti Majapahit, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Sirbon dan Kerajaan Sriwijaya. Ia memiliki dua orang putra: – Radan Pangrura – Ratu Simbarkenkana Raja meninggal karena dibunuh oleh Pathih Palembang Gunung alias Sentangbarang. Palembang Gunung menggantikan Talaga Mangung dengan menikahi Ratu Simbarkenkana. Tidak lama kemudian Ratu Simbarkenkana membunuh Gunung Palembang karena Hulubalang Sitrasinga dipimpin oleh Tuk setelah gelap. Setelah meninggalkan Palembang Gunung, Simbarkenkana menikah dengan Radan Kumalaya Ajar Kudamangu, keturunan Ratu Panjalu, dan mereka memiliki 8 putra, di antaranya adalah putra tertua Parung yang terkenal.

Tareqat Haqmaliah Dan Layang Muslimin Muslimat Jilid I

Pada awal abad ke-14 M, Islam menyebar ke wilayah-wilayah kekuasaannya yang dibawa santri dari Cirebon pada masa pemerintahannya. Diketahui juga bahwa pada saat itu tahta pemerintahan dipindahkan ke daerah bernama Valangji dekat desa Buniyasih (Desa Kagok Banjaran) sebelah utara Talaga. Sepeninggal Ratu Simbarkenkana, putranya Parung berkuasa.

Pemerintahan Parung tidak berlangsung lama, hanya beberapa tahun saja. Pada masa pemerintahannya terdapat perwakilan pemerintah yang disebut Dalem yang ditempatkan di kecamatan Kullur, Sindangasih dan Jerokaso Maja. Nan Parung hanya memiliki satu anak perempuan, namanya Ratu Nyalarang atau Ratu Parung.

Zaman Kerajaan Islam Talaga (pengaruh Kaltanan Cirebon) [ sunting | Edit mber] Pemerintahan Ratu [ sunting | sunting nomor]

Sebagai putri satu-satunya, ia menggantikan tahta ayahnya, Nan Parung, dan menikah dengan putra Prabu Siliwangi, Radan Ranga Mantri, seorang keturunan. Islam berkembang pesat pada masa pemerintahannya. Ratu Nailarang dan Prabu Pukak Umm banyak orang yang mengikuti agama ini masuk Islam. Pengaruh Islam sangat besar di daerah-daerah yang dikuasainya, antara lain Maja, Rajagaluh, dan Majalenka. Prabu Puchuk Umm adalah raja kedua Talaga yang mempraktikkan Islam. Hubungan antara Talaga dengan pemerintah Cirebon dan kerajaan Pajajaran sangat baik. Prabu Pukuk Umm adalah penerus dari Prabu Siliwangi karena dalam hal ini beliau adalah anak dari bapaknya Prabu Siliwangi yang bernama Radan Munting Sari Agyung. Demikianlah perkawinan Prabu Puchuk Ummu dengan Ratu Nayarang IV. Abad ini adalah upacara pernikahan. Yang penting, Talaga menjadi pusat komersial di India Selatan pada masa pemerintahan Ratu Nailarang.

Baca Juga  Keliling Bangun Dibawah Ini Adalah

Note: No Ngasal Jawaban Harus Terbaca Dan Jelas Selamat Mengerjakan ​

Dari perkawinan Radan Ranga Mantri dan Ratu Parung (Ratu Nyalrang, putri Ratu Pukak Umun dan sepupu Pangeran Santri Parung) melahirkan 6 putra: – Prabu Hurkuning – Nan Wanaperih – Dalem Lumaju Agung – Dalem Pantuntun – Dalem MS Panekan Latheem. Pada abad ke-16, masyarakat Majalenka masuk Islam. Sebelum kematiannya, ia menunjuk putra-putranya untuk menguasai wilayah-wilayah yang dikuasainya, seperti dalam kasus Wanaperih, yang memerintah di Walagji; Dalem Lumaju Agung di wilayah Maja; Dalem Panuntun di Majalenka dan putra sulungnya Prabu Horkuning di Talaga dekat Siam. Banyak penerusnya menjabat sebagai wali. Dalem Panekan dari Walangji pindah ke Riung Gunung, Kamenak, Nunuk Sibodas dan Kullur. Prabu Puchuk Umum dimakamkan di dekat Situ Sangiang di Kecamatan Talaga.

Wanaperih terkenal sebagai raja yang mempraktekkan Islam di Talaga dan seluruh rakyat negeri ini mempraktekkan Islam. Beliau memiliki 6 putra : – Dalem Kejur – Dalem Kulanata – Apun Ravijaya atau Nan Kidul – Ratu Radeya – Ratu Putri – Dalem Wangsa Goparana. Ratu Radeya dikisahkan menikah dengan Arya Sarngsingan dan Ratu Putri dikisahkan menikah dengan putra Seh Abdul Muhii dari Pamijahan, yang bernama Syed Faqih Ibrahim yang dikenal dengan nama Sipager. Dinasti Goparana bergeser ke Sagalaherang Cianjur, yang keturunannya menjabat sebagai bupati di Sikundul, seperti bupati Wiratanudathar I. Nan Wanaperih memerintah di Valangji tetapi digantikan oleh putranya Apun Ravija, setelah itu pusat pemerintahan dikembalikan ke Talaga. Putera Apun Ravijaya, juga dikenal sebagai Pangeran Siburui atau Nan Siburui atau Pangeran Ravijaya, menikah dengan Ratu Raja Kertadiningrat, putri Panembahan Letnan Sepu III Cirebon, lahir di Cirebon. Pangeran Ravijaya memiliki 6 putra – Dipati Varga-Mangunjaya – Jaya Virya – Dipati Kumayuda – Mangun Nagara – Ratu Tilarnagara Ratu Tilarnagara menikah dengan Panjalu Naibi (Panjalu Kerajaan Siam) yang masih bernama penerusnya Pangeran Arya Sakanatha. Prabu Hauer Kuning. Pangeran Ravijaya digantikan oleh Dipati yang menikahi Putri Nunuk dan memiliki 2 putra: – Pangeran Dipati Viranatha – Pangeran Sekadilaga atau Pangeran Raji Ravijaya meninggal dan Pangeran Dipati Viranatha menggantikannya. Pangeran Sekanata Iang Raga Sari yang putranya menikah dengan Ratu Cirabon menggantikan Pangeran Sekanata. Arya Sekanatta memerintah pada tahun 1762.

Pada tahun 1819 dibentuk Karesidenan Cirebon yaitu Kabupaten (Kabupaten) Cirebon, Kuningan, Bengwan Wethan, Galuh (sekarang Siam) dan Maja. Kabupaten Majalenka merupakan penyebab Kabupaten Majalenka. Pembentukan Kabupaten Maja berdasarkan Bezluit (Keputusan) No. 23 tanggal 5 Januari 1819 Komisaris Jenderal Hindia Belanda. Kabupaten Maja merupakan gabungan dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sindangasih, Kecamatan Talaga dan Kecamatan Rajagalu. Kursi Kabupaten Maja sekarang menjadi Kota Kabupaten Maja. Bupati pertama Kabupaten Maja adalah RT Dendranegara. Kabupaten Maja meliputi Kecamatan Talaga, Maja, Sindangasih, Rajagalu, Palimanan dan Kedondong.

Baca Juga  Mengapa Masyarakat Harus Menerima Haknya Sebagai Warga Negara

Pada tanggal 11 Februari 1840, Rat Staatsblad No.7 dan Besluit dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.2, mengumumkan pemindahan ibu kota Kabupaten ke Kecamatan Sindangasih, yang kemudian disebut ‘Majalenka’. Nama kabupaten diubah dari Kabupaten Maja menjadi Kabupaten Majalenka untuk nama ibukota kabupaten yang baru. Nama Majalenka atau asal usul Majalenka masih menjadi misteri. Legenda mengatakan bahwa nama Majalenka adalah Cirebon dan tulisan “Majane Lanka” dari Hutan Pohon Maja Pangeran Muhammad dan Siti Armila dihancurkan oleh Nyi Rambut Kasih, Ratu Kerajaan Sindankasih. Budayawan Ayatrohedi diwawancarai oleh N. Dalam buku sejarah Majalenka karya Kartika, ketika menjelaskan nama Majalenka dalam bahasa Jawa Kuna adalah nama buah ‘maja’ dan kata ‘lenka’ berarti sakit; ‘Majalenka’ adalah nama lain yang berasal dari kata Majapahit. Majalenka sebagai Ibukota Kabupaten, Rat Staatsblad, 1887 no. Hal ini semakin diperkuat dengan kehadiran 1 . 159 Mengatur dan menjelaskan batas-batas kota Majalenka.

Sistem Informasi Desa Sindanglaya

Masa pendudukan Jepang di Majalenka (1942-1945) ditandai dengan eksploitasi Romusha dan pembangunan lapangan udara militer Jepang di daerah Ligung. Lapangan terbang ini selesai pada tahun 1944 dan pada tahun 1945 pesawat Jepang terbang untuk melakukan operasi militer di Burma (Myanmar).

Secara geografis Kabupaten Majalenka terletak di bagian timur Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Majalenka terletak pada koordinat Barat 108° 03′ – 108° 19 Bujur Timur, 108° 12′ Timur – 108° 25 Bujur Timur, Utara 6° 36′ – 5°58 Lintang Selatan dan Selatan 6° 43′. – 7°44.

Bagian utara kabupaten ini merupakan dataran rendah, sedangkan bagian tengah berbukit-bukit dan bagian selatan bergunung-gunung, dengan puncak Gunung Seremai berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan puncak Gunung Kakrabuana berbatasan dengan kabupaten tersebut.

Ilmu sugih, logo sugih mukti cianjur, bio sugih, sugih arto, sugih mukti, tani sugih, amalan sugih, hartina, logo sugih mukti, wedang uwuh sugih mukti, buah sugih, logo sugih mukti hitam putih