News

Sesorah Adalah

×

Sesorah Adalah

Share this article

Sesorah Adalah – Panduan “SESORAH” (disertai contoh teks Sesora Jawa) Kita sering mendengarkan dan memperhatikan pidato. Terkadang asumsi (atau mungkin semacam tuduhan) terlintas di benak kita bahwa ucapan seseorang hanyalah meniru ucapan orang lain. Apalagi ketika kita mendengar kata atau ungkapan dalam tuturan seseorang yang hampir sama atau persis sama dengan kata atau ungkapan yang digunakan oleh orang lain. Mulai dari susunan konsep atau sistematika hingga susunan tata bahasa yang digunakan dalam pidato hampir identik dari orang ke orang. Ya, kalau memang demikian, sekilas orang-orang yang berpidato itu hanya meniru-niru saja. Tapi APAKAH BENAR…?? Sebenarnya ada dua jawaban, Anda bisa menjawab BENAR, tapi lebih baik TIDAK. Mengapa? BENAR bahwa di antara banyak orang yang bisa berpidato, dia memulainya dengan meniru ucapan orang lain. Bahkan ada yang bisa berpidato dengan baik (terkesan) dengan mendengarkan dan menghafal rekaman pidato orang lain. Tapi kita harus menjawab tuduhan dalam pikiran kita dengan kata-kata “TIDAK BENAR”. Artinya, kita menyadari bahwa orang yang tahu dan terbiasa berbicara tidak hanya meniru satu sama lain. Padahal awalnya dia bisa bicara karena meniru orang lain atau hafal rekaman dialog orang lain, akhirnya bisa juga dia.

Kita sering mendengarkan dan memperhatikan pidato. Terkadang asumsi (atau mungkin semacam tuduhan) terlintas di benak kita bahwa ucapan seseorang hanyalah meniru ucapan orang lain. Apalagi ketika kita mendengar kata atau ungkapan dalam tuturan seseorang yang hampir sama atau persis sama dengan kata atau ungkapan yang digunakan oleh orang lain. Mulai dari susunan konsep atau sistematika hingga susunan tata bahasa yang digunakan dalam pidato hampir identik dari orang ke orang. Ya, kalau memang demikian, sekilas orang-orang yang berpidato itu hanya meniru-niru saja. Tapi BENAR-BENAR.?? Sebenarnya ada dua jawaban, Anda bisa menjawab BENAR, tapi lebih baik TIDAK. Mengapa? BENAR bahwa di antara banyak orang yang bisa berpidato, dia memulainya dengan meniru ucapan orang lain. Bahkan ada yang bisa berpidato dengan baik (terkesan) dengan mendengarkan dan menghafal rekaman pidato orang lain. Tapi kita harus menjawab tuduhan-tuduhan dalam pikiran kita dengan kata TIDAK BENAR. Artinya, kita menyadari bahwa orang yang tahu dan terbiasa berbicara tidak hanya meniru satu sama lain. Bahkan jika dia dapat berbicara pada awalnya karena meniru orang lain, atau karena dia menghafal rekaman pidato orang lain, pada akhirnya orang tersebut akan mengembangkan pemahaman tentang semua ucapan. Artinya, Anda mengetahui dan memahami pedoman berpidato. Oleh karena itu, tidak masalah di mana dan bagaimana awalnya kita belajar berbicara, tetapi yang terpenting adalah jika kita ingin berbicara, kita harus memahami terlebih dahulu syarat-syarat apa yang harus dipenuhi. Untuk itu, ada baiknya kita bersama-sama memahami syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi dalam sebuah pidato. Kita semua sepakat bahwa pidato yang baik adalah pidato yang disampaikan secara runtut sehingga pendengar dapat dengan mudah menangkap dan memahami maksud dari apa yang kita sampaikan. Kita juga sepakat bahwa agar tuturan kita padu, sehingga lebih mudah dipahami orang lain, kita harus membuat struktur tuturan atau alur cerita yang meliputi:

Baca Juga  Mengapa Salat Berjamaah Lebih Utama Dari Shalat Sendirian

Sesorah Adalah

1. Salam uluk / menyampaikan salam 2. Menyusun pambuka / salam pembuka 3. Menyambut tamu / menyebut tamu yang hadir 4. Menyusun syukur dan panuwun / mengucapkan syukur dan terima kasih 5. Menyusun wigatining / pangajak pesan utama / permohonan dan harapan 7. penutup / kata penutup Jadi kurang lebih seperti itulah garis besar dari apa yang (harus) ada di sesora series anda. Tetapi kita harus ingat bahwa kesuksesan sejarah tidak hanya ditentukan oleh sistematika ini, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh kita. Bagaimana seseorang harus mengabaikan ketika orang lain melakukannya. Kita harus memahami bahwa ketika kita berpidato atau memberikan sesora, kita harus bersikap sedemikian rupa untuk menarik perhatian para tamu yang hadir atau siapa pun yang berada dalam lingkup acara tersebut. Orang yang membawakan sesora harus mampu bersikap, berpenampilan, dan melakukan hal-hal yang menarik perhatian penonton. Untuk sesora (ucapan), sangat dianjurkan seseorang harus memiliki empat wa, yaitu wicara (dasar), wirasa, wirama, wiraga dan sandang. Selain itu, kita juga harus menghindari hal-hal yang membuat tamu kewalahan dan menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan ruang lingkup acara. (Selengkapnya dapat dilihat pada postingan sebelumnya, dijelaskan pada #5 dan #6. Klik disini)

Lomba Pidato Bahasa Jawa (sesorah) Dalam Rangka Hari Ibu Dan Ulang Tahun Xxii Dharma Wanita Persatuan

Pemandu pranatacara untuk pemula (disertai contoh naskah yang telah disusun sebelumnya) Definisi : Pranatacara, sering disebut pembawa acara, pembicara, advokat, pambiwara, pranata adicara, pranata titi laksana, panata adicara, panitia penyelenggara atau sebaliknya pranata laksitaning adicara, orang yang itu mengatur acara sebagai jalannya acara. Tuan rumah memainkan peran yang sangat penting dalam menyelenggarakan sebuah acara. Dia adalah kunci dari acara yang sedang berlangsung. Fungsi utama pranatacara adalah untuk menyampaikan, memimpin, dan melaksanakan acara atau upacara yang telah disiapkan atau direncanakan sebelumnya. Di sinilah tuan rumah memainkan peran penting. Siapa pun pemilik atau penyelenggara suatu acara tidak dapat menjalankan acara sendirian. Sebaliknya, lancar atau tidaknya suatu peristiwa (sebagian besar) tergantung pranatacaranya.

Baca Juga  Berikut Ini Yang Bukan Struktur Teks Laporan Observasi Adalah

Sebenarnya menjadi seorang host bukanlah pekerjaan yang sulit, namun karena banyak syarat untuk menjadi seorang host, maka orang mengatakan bahwa menjadi seorang host itu sangat sulit. Apalagi di era saat ini, perang pranatacara telah berkembang tidak hanya sebagai penyelenggara acara tetapi juga sebagai pengatur hampir semua kegiatan. Di sini pranatacara juga berfungsi sebagai sarana akses, menjadi panyandra (dalam upacara pernikahan adat Jawa) dan penyelenggara segala sesuatu yang berkaitan dengan acara tersebut, seperti mengatur penyajian makanan, saat hiburan disajikan, berkoordinasi dengan bagian konsumen. dan seterusnya. Seberapa sulit menjadi tuan rumah? Sebenarnya menjadi pembawa acara tidaklah sulit, sangat mudah karena semua orang mulai dari anak-anak hingga orang dewasa atau siapapun yang tidak bisu atau kesulitan berbicara bisa menjadi pembawa acara. Namun, banyak orang mengatakan bahwa mereka merasa sulit, bahkan sangat sulit, dan takut menjadi tuan rumah karena persyaratan bahasa. Memang benar, tapi tidak!! Orang bilang susah karena menurut mereka pembawa acara membutuhkan kemampuan berbahasa Jawa yang tinggi. Namun sebenarnya pengertian dan pengetahuan bahasa jawa masih bisa dilewati karena istilah dasa nama dikenal dalam bahasa jawa. Bahasa Jawa (seperti bahasa Indonesia dan bahasa daerah lainnya) memiliki kata atau frasa yang berbeda tetapi memiliki arti atau makna yang sama. Mulai dari ungkapan yang diucapkan pada tingkat tinggi hingga yang paling sederhana atau paling banyak digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Jadi yang paling penting adalah kita tidak memiliki pandangan dan anggapan bahwa kita perlu menggunakan bahasa Jawa tingkat tinggi atau Daik-Dakik sebagai tuan rumah. Kalaupun menggunakan istilah, seorang performer harus memiliki empat frame. Sangatlah tidak pantas jika tuan rumah mengatakan o pangemban pangembanting praja satriyayan nagari dan seterusnya untuk menghormati tamu pada acara yang hanya dihadiri oleh anak muda. Namun di sisi lain, dapat dianggap sah pada pertemuan dan acara yang dihadiri oleh penguasa, orang tua, pemuda, perempuan, dan anak-anak. Jadi apakah menjadi tuan rumah itu sulit?? Bagaimana tuan rumah melakukan tugasnya? Meski dikatakan bahwa syarat utama untuk menjadi seorang presenter adalah mampu berbicara dengan cukup baik, namun ada beberapa hal khusus yang harus ada atau berlaku dalam diri seorang presenter. Ini diperlukan untuk kemajuan tugas tuan rumah yang tepat, karena banyak orang 1. Kesesuaian antara bahasa yang digunakan (ucapan) dan cara acara itu dilakukan; Kepatuhan linguistik sangat penting bagi tuan rumah. Pembicara harus memilih kata-kata dan menggunakan ekspresi yang mudah dipahami audiens. Dalam hal ini, bahasa yang baik adalah bahasa yang dipilih secara cermat dengan memperhatikan situasi dan keadaan peristiwa tersebut. Mereka berusaha memastikan bahwa pembawa acara menyelaraskan bahasa yang dipilih dengan situasi dan keadaan acara, situasi tamu yang hadir, dan kepentingan acara.

Baca Juga  Urutan Nama Negara Sesuai Nomor Yang Ada Di Peta Adalah

2. Memiliki referensi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan acara; Sebelum menjalankan tugas tuan rumah, ia harus menetapkan standar dalam penyelenggaraan acara, meskipun dalam praktiknya dapat berubah sesuai kebutuhan. Tetapi perlu untuk menentukan garis besar tata letak acara. Dalam hal ini, minimal host harus menggunakan pola generik, yaitu: a. sapa dan rangkaian kata pembuka; B. menyebutkan kehormatan para tamu sesuai dengan status dan kedudukannya; w. bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa d. penyampaian/pembacaan berita acara e. mengatur dan mengatur jalannya acara f. tutup acara. 3. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan acara; Hal ini juga harus dilakukan oleh pranatacara yang sesuai dengan fungsi, kedudukan dan tugasnya sebagai advokat harus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan acara tersebut. Misalnya dalam kegiatan pengajian, pembawa acara harus berkoordinasi dengan penanggung jawab pencarian narasumber, penanggung jawab konsumsi, penanggung jawab suara panitia, dan sebagainya. Jika memungkinkan, tuan rumah juga harus mengetahui nama-nama pejabat individu yang akan mengisi acara yang ditelepon oleh tuan rumah. 4. Mampu bertindak bijak saat acara; Saat menjalankan sebuah acara, pembawa acara harus bisa mengambil arahan dan berinisiatif terkait alur acara tersebut. Contoh kecil misalnya pidato camat direncanakan pada acara pengajian. Namun, saat acara penyambutan tiba, Camat belum juga muncul. Oleh karena itu, tuan rumah harus segera mengambil kebijakan dengan mengubah bahasa dalam pidatonya: (misalnya) .. so nice ke bupati

Naskah sesorah, sesorah pendidikan, sesorah yaiku, contoh sesorah, sesorah b.jawa, sesorah perpisahan, sesorah, sesorah jawa, sesorah lelayu, teks sesorah, pengertian sesorah, tuladha sesorah