Sapa Sing Bisa Ngalahake Buta Bajang – Apakah Anda menyukai buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri
Kirtya Basa VII 39 Cerpen Di tengah lapangan Tegal Kurusetra muncul dua ksatria yang tidak bisa dibedakan, mereka berbeda, postur tubuh mereka, wajah mereka, senjata mereka, senjata mereka. Mereka berdua turun dari kereta. “Kangmas Adipati Karna juga berbakti dan memohon karunia samudra agung untuk menghujani Anda dengan rahmat dalam hal ini, dan juga menyampaikan peringatan Ratu Kunthi bahwa jika Anda benar-benar ingin bersatu, dia tidak akan terlambat. Pandawa.” Arjuna berguru dan bertemu Adipati Karna. “Tidak ada yang membutuhkan pengampunan saudaraku Arjuna, tidak ada perbedaan antara aku dan kamu, itu hanya hadiah untuk memenuhi tugas seorang prajurit. Mengetahui bahwa aku berjanji pada ratu Kunthi bahwa jika aku memelihara lima Pandawa, tidak akan ada enam Pandawa, lalu siapa yang akan bermasalah di sini, aku atau kamu, Pandawa akan tetap berlima seperti yang aku janjikan di pundak ibuku Arjuna. dua ksatria matanya bertemu, matanya bersinar, ada cinta, ada amarah, ada galau.” , saudara Adipati Karna, tolong selesaikan tugas ini dengan cepat. “Arjuna mulai menyembah dan memulai keretanya seperti Adipati Karna. Di tengah pertempuran, perang berlanjut, Suara Korawa dan Pandawa bentrok. Kedua ksatria menghindari panah hujan mereka dan menemui takdir mereka. Tetapi Sri Krishna merasa bahwa Arjuna panah itu tidak ditujukan kepada musuh tetapi hanya keinginannya sendiri.” Arjuna, jangan berpuas diri, kamu adalah musuhmu, pemenang pertempuran ini. Jangan meragukan tugas Anda untuk datang. Dengan kata-kata Sri Krishna, anak panah Adipati Karna melewati jerat Arjuna.”Bagaimana kabar Raja Rama, jika dia tidak ditahan, Arjuna akan mati di pelukanku.” Geram ayah mertuanya Rama sambil sedang turun untuk memperbaiki roda kereta, ketika beliau memberikan pukulan yang keras kepada Prabu Salya, roda kereta patah karena miring, menantu Prabu Salya khawatir, tetapi dalam hati beliau berkata “Saya lebih baik mati daripada Arjuna.” Klimaksnya “Ayo segera kita bunuh Arjuna, gunakan Pasopatimu” Perintah Prabu Kresna kepada Arjuna tanpa menyentuh anak panah Pasopati, dia dilepaskan, Adipati Karna yang baru saja menetap dan naik kereta perang, tidak dapat menghentikan panah dari dada Pasopati saat dia secara mental jatuh dari kereta.
Sapa Sing Bisa Ngalahake Buta Bajang
Jam. seda : mundur, berkemas, andon yuda : berjuang kawan : sesepuh tetawang menangis : menangis terus menerus, menangis kesakitan amelas arsa : kasihan, trenyuh duhkita : duka waspa : air mata aben ajeng : berkelahi
Djaka Lodang No 14 2022 Kaca 2 51
Wani, ater ater kuma artinya berani: berani sekali bindha thathit: terbang seperti ituhit (flash) melambung ngawiyat: melambung di udara. Tugas 2: Merevisi struktur teks naratif a. Orientasi: Orientasi atau orientasi ada pada paragraf pengantar tokoh (pasukan Kurawa dan Pandawa, pangeran dan raja), peristiwa (perang Baratayuda), latar waktu (lebih hari), tempat dan situasi (bau anis), paragraf 1 ke 2 .
42 Kirtya Basa VII b. Komplikasi : Komplikasi dimana inti permasalahannya adalah konflik dalam pikiran Yudhishthira ketika harus memilih seorang senopath, konflik dari bait 3 sampai bait 6c karena Arjuna tidak ingin menjadi seorang senopath. Klimaks: Hal-hal menjadi rumit dan hal-hal menjadi rumit. Hal ini terlihat dari bait ke 7 sampai bait ke 22 yang menggambarkan kemarahan Arjuna, kemarahan Adipati Karna serta perintah Prabu Kresna kepada Arjuna. D. Keputusan: Masalah itu harus dibicarakan dan diputuskan segera. Hal yang ingin dipetik dari paragraf keputusan Arjuna menjadi cenopat dan memulai perang melawan Adipati Karna, bait 23 sampai bait 26 e. Redirect: Melihat pertanyaan tersebut, terlihat dari paragraf bahwa perang Adipati Karna dan Arjuna atau perang Baratayuda bukan hanya perang pribadi/keturunan tetapi juga perang untuk mendukung para ksatria. obat kesatria, paragraf 27. f. Joda/Amanat: Poin yang dapat diambil dari sebuah paragraf yang mengilustrasikan nilai karakter, seperti jawaban Pandawa kepada Adipati Karna bahwa ikatan antara saudara tidak boleh diputuskan oleh urusan duniawi, paragraf 28. Orientasi naratif Struktur teks Nasehat, sudut pandang/pengamatan dan pengantar atau penegasan, pengamatan makna atau tokoh/karakter, latar/tujuan, tema/peristiwa, ada dalam pembacaan cerita. Kompleksitas berarti ada sesuatu yang akan menjadi cerita utama dan membuat cerita mengalir. Klimaksnya, masalahnya semakin buruk. Resolusi, masalah sudah selesai. Alihkan pengulas, jika perlu. Kode/pesan, bentuk akhir, kesimpulan/hasil, nilai moral yang dapat digali dari isi cerita, amanat atau pesan.
Akhiran en , artinya dihias (dihiasi: BI). Bagaimana memperbaiki atau meningkatkan sinonim yang lebih baik atau indah, kata entar, kata saroja, kata garba, idiom, kebebasan, dll. dapat dilakukan dengan memilih Pada topik ke-3 ini akan dijelaskan sinonim, kata entar, kata saroca dan kata garba. (1) Sinonim adalah kata yang memiliki arti lebih dari satu. Misalnya: “Jenazah prajurit dikubur bersama jenazah para pembesar dan raja-raja pasukan Kurawa dan Pandawa. Ada hal-hal yang dapat diperbaiki, disempurnakan dan disempurnakan, tetapi ada juga hal-hal yang tidak dapat diperbaiki. Aroma segar para prajurit bercampur dengan tubuh kudanya. Kata jenazah identik dengan jenazah kunarpa (jenasah), dirukti – rawat, ludira – darah, rah. (2) Interjeksi, kata-kata yang memiliki arti tidak diproses atau kata-kata yang memiliki arti memperoleh (metafora: BI) Misalnya: “…Saya merasa tidak dapat melanjutkan perang ini, hati saya sempit.” Kata potong umumnya digunakan untuk hal-hal, tetapi digunakan sebagai hati/hati, yang artinya hati ragu-ragu, tidak pasti. Kata sempit termasuk kata entar. Contoh lain adalah lengan panjang, keringat, hati besar, dll.
Dll) c. Penggunaan bahasa Menurut perangkap kata yang digunakan dalam sebuah kalimat, penggunaan bahasa memiliki dua bagian besar: kalimat menggunakan kata krama dan kata ngoko. Ada dua macam adab, adab baik dan adab polos, dan ada dua macam adab, adab baik dan adab polos. Misalnya: “Bau permainan prajurit berbaur dengan ekor kuda. Kalimat ini mengandung semua kata ngoko, sehingga kalimat tersebut disebut ngoko lugu. “Putra Pandu menangis tersedu-sedu, meratapi kematian rakyatnya dan putra-putranya yang telah menjadi lembu perang Baratayuda” kalimat ini merupakan campuran antara ngoko dan krama. Liriknya disebut ngoko alus. “Kangmas Adipati Karna, saya juga panjatkan do’a saya kepada para pemuja dan juga mendoakan keagungan samudra rahmat di kerajaan ini dan juga menyampaikan peringatan ibunda Ratu Kunti, tidak juga. terlambat.” Kalimat dalam paragraf tersebut terdiri dari kata-kata yang santun.
Kirtya Basa Klas 7
Kirtya Basa VII 45 Tugas 4: Menyelidiki fungsi dan tujuan teks naratif 1. Perhatikan ilustrasi di bawah ini! A. Nilai budi pekerti/pesan moral Nilai budi pekerti atau pesan moral dapat disimpulkan dari isi teks dengan menelaah karakter dan perilaku tokoh-tokoh dalam teks. Misalnya: (1) Pengabdian Karna kepada Duryudana merupakan bentuk timbal balik. (2) Kesanggupan Arjuna menjadi pahlawan perang untuk membela negaranya, yaitu setiap warga negara wajib membela negaranya dalam segala keadaan, merupakan bukti kesetiaannya. B. Relevansi isi cerita dengan situasi saat ini. Pembacaan cerita wayang di atas hanyalah salah satu dari ribuan cerita yang masih berkembang di masyarakat Jawa. Terutama cerita boneka Pepeling. Bagaimana mengamati pokok-pokok unsur bahasa dalam cerita wayang. Kata menjila, seje, yang paling sering digunakan dalam bacaan jingglengi. B. Bahasa Rinengga Bahasa Rinengga atau bahasa ragam hias, yaitu kata-kata yang digunakan dipilih menjadi lebih indah, mentes dan mandhes. Bentuk bahasa Rininga, saroja, kata entar, kata garba, peribahasa, bebasan, saloka, provakanthi serta sinonimnya. vs. 1) Sopan santun, segala macam sopan santun yang digunakan untuk menghormati lawan bicara, yaitu a) orang yang tidak dikenal, b) anak muda, dewasa, c) orang berpangkat dan berpangkat tinggi. 2) Krama lugu, krama lugu semuanya digunakan sendiri saat berbicara dengan orang yang Anda hormati. 3) Ngoko alus, kata tersebut merupakan gabungan dari kata krama dan ngoko, tetapi jika bentuk verbanya adalah krama, hanya verba saja. Menghormati orang yang Anda ajak bicara tetapi dekat dengan Anda juga bermanfaat. 4) Ngoko luku, kata-kata untuk berbicara antara orang yang akrab/akrab, marah/muram, menggerutu/berbicara karena semuanya berteman.
46 Kirtya Basa VII adalah wujud bayangan (bayangan/citra; BI) manusia yang hidup di alam. Bayangan bukanlah bagian dari cerita. Keserasian dan fungsi cerita wayang adalah cara untuk menunjukkan citra gerak dan perilaku manusia, serta akibat dari gerak dan perilakunya terhadap diri sendiri, orang lain, dan keluarga besar. Misalnya: “Perang antara Pandawa dan Kurawa adalah pertarungan mereka untuk memperebutkan pangkat, pangkat dan status”. “Ibu Kunthi yang berani meninggalkan anaknya Karna”, kejadian serupa di masa kini, menelantarkan anaknya, ibu-ibu yang berani menelantarkan anaknya, dll. Kegiatan 2 Menyusun teks naratif bersama SUMANTRI NGENGER Di luar pertapaan Arga Sekar, angin pagi masih bertiup, Resi Suwandagni duduk di kamar setelah sembahyang, Bambang Sumantri mengawasi bagaskara ke arah timur dibantu anaknya, kemudian berlanjut. memuja Sang Hyang Widhi melalui Dewa Surya di balai sembahyang. Resi Suwandagni memiliki dua putra yaitu Bambang