News

Menurut Anda Mengapa Dr Radjiman Wedyodiningrat Dipercaya Menjadi Ketua Bpupki

×

Menurut Anda Mengapa Dr Radjiman Wedyodiningrat Dipercaya Menjadi Ketua Bpupki

Share this article

Menurut Anda Mengapa Dr Radjiman Wedyodiningrat Dipercaya Menjadi Ketua Bpupki – Dr. Radjiman Wedyodiningrat adalah ketua Badan Penyelidik Tindakan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pejuang kemerdekaan awalnya memulai karirnya sebagai dokter.

Ia dinyatakan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 68/TK/2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bukan tanpa alasan, Rajiman berperan penting dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia semasa hidupnya. Ini adalah kisah hidupnya.

Menurut Anda Mengapa Dr Radjiman Wedyodiningrat Dipercaya Menjadi Ketua Bpupki

Rajiman lahir di Lempuyangan, Yogyakarta pada tanggal 21 April 1879. Keluarganya bukanlah bangsawan atau orang kaya. Namun, hal ini membuat Rajiman keluar dari kesengsaraannya.

Kroscek: Penelitian Itb, Gula Jawa Disebut Mengandung Formalin

Sejak kecil, Rajiman dibesarkan untuk menjadi pekerja keras dan disiplin. Karena keluarganya bertugas di tentara KNIL, mudah bagi Rajiman untuk masuk ke Sekolah Tweede Europese Lagere (ELS).

Sekolah elit ini sangat menuntut Rajiman. Tanpa menyerah, ia semakin termotivasi untuk belajar dan lulus pada usia 14 tahun. Setelah lulus dari ELS, pahlawan nasional itu langsung diterima di Sekolah Kedokteran Jawa Batavia atau School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) dan mendapat gelar Seni India (Dokter Bumiputera) pada tahun 1899.

Laporan dari buku Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat: Hasil kiprah dan pengabdiannya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Radjiman mengemban berbagai tugas sebagai dokter. Ia bertugas di Banyumas, Purworejo, Semarang, Madiun, Sragen, hingga Lawang. Pengalamannya dalam dinas itulah yang memperkuat semangat juangnya.

Sebagai seorang dokter muda, Rajiman menyaksikan banyaknya penderitaan rakyat akibat penjajahan. Demi kembali mengabdi pada negara, Rajiman akhirnya mengundurkan diri sebagai dokter untuk pemerintah Hindia Belanda. Ia pun berpindah haluan bekerja sebagai dokter Keraton Solo di bawah Pakubuwono X.

Kri Dr. Radjiman Wedyodiningrat (992)

Berkecimpung di dunia medis tak membuat Rajiman melupakan semangat juangnya. Dia akan sangat aktif dalam politik Indonesia hingga menjadi salah satu pendiri Budi Utomo.

Ketika kekuasaan berpindah ke Jepang, ia tetap aktif di arena politik. Rajiman pernah menjadi anggota Dewan Penasehat Daerah (Shu Sangi kai), Dewan Penasehat Pusat (Chuo Sangi in), untuk anggota Dewan Penasehat.

Di saat yang sama dengan situasi Jepang yang melemah, Jepang tidak mau melepaskan kepercayaan rakyat Indonesia kepada Jepang. Terakhir, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia melalui pembentukan Badan Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Didirikan pada tanggal 29 April 1945, Jepang menyerahkan tanggung jawab memimpin BPUPKI kepada Radjiman Wedyoningrat. Di bawah kepemimpinannya, BPUPKI mampu membawa gagasan Pancasila ke dalam Piagam Jakarta. Ketua BPUPKI yang sudah kita kenal sebagai salah satu pahlawan yang mendapat predikat sebagai orang yang berjasa dalam proses kemerdekaan Indonesia ini mengungkapkan sederet pengalaman hidup yang cukup menarik selama menjabat sebagai ketua. Anda bisa mempelajari dan memahami perjalanan singkat hidupnya dalam ulasan berikut ini.

Baca Juga  Lilin Meleleh Ketika Terbakar Lilin Berubah Bentuk Karena Pengaruh Dari

Kapal Bantu Rumah Sakit Kri Dr. Radjiman Wedyodiningrat 992

Ketua BPPKI yaitu Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat merupakan tokoh yang juga dianggap berjasa dalam menyukseskan kemerdekaan Indonesia pada masanya. Radjiman Wedyodiningrat yang lahir pada tanggal 21 April 1879 di Yogyakarta tentu sedikit banyak ikut campur tangan untuk melindungi Indonesia seutuhnya agar Indonesia bisa merdeka sampai sekarang.

Selain sangat aktif mendukung kemerdekaan Indonesia, Presiden BPUPKI Radjiman Widyodiningrat adalah seorang dokter yang juga mendirikan lembaga pendidikan bernama Budi Utomo. Namun pada tahun 1945, Radjiman Widyodiningrat akhirnya diangkat menjadi ketua BPUPKI sekaligus mempersiapkan persiapan kemerdekaan Indonesia sesuai dengan tujuan dibentuknya BPUPKI.

Rajiman, bersama Sukarno dan Mohammad Hatta, diterbangkan ke Saigon untuk menemui Marsekal Lapangan Hisaichi Terauchi pada 9 Agustus 1945, sehari setelah bom atom di Nagasaki. Selama menjabat sebagai Ketua BPUPKI Radjiman Wedyodiningrat, ia dibantu dua orang wakilnya untuk segera mewujudkan cita-cita pembentukan BPUPKI. Kedua wakil itu adalah Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio yang berkebangsaan Jepang.

Dalam perjalanan sejarah setelah kemerdekaan Indonesia, Dr. Radjiman Widyodiningrat adalah orang yang ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Hal itu terlihat dari berdirinya lembaga pendidikan bernama Budi Utomo yang merupakan hasil cetusannya hingga terbentuknya BPUPKI yang tentunya sangat berperan besar dalam menyukseskan kemerdekaan Indonesia.

Soal Soal Indonesia Merdeka Kelas 11

Selama masa jabatannya, Dr. Radjiman Widyodiningrat turut membantu merumuskan dasar negara bersama tokoh-tokoh nasionalis lainnya yang juga berperan penting dalam menyukseskan kemerdekaan Indonesia. Kemudian pada tahun 1950, Dr. Radjiman Widyodiningrat menjadi anggota DPR dan menjadi ketua sidang paripurna pertama. Namun dua tahun kemudian, Dr. Rajiman meninggal dan dimakamkan di Yogyakarta. Dr Rajiman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2013 oleh Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

Demikian gambaran singkat tentang ketua BPUPKI dan keterlibatannya dalam menyukseskan kemerdekaan Indonesia. Hal ini dapat diilustrasikan dengan warga negara Indonesia yang sampai saat ini dapat merasakan Indonesia merdeka untuk melanjutkan keutuhan negara. (DA) Meski tidak berasal dari kalangan bangsawan, kepintaran Rajiman membuatnya bisa meraih gelar doktor dan berjuang demi bangsa Indonesia. (Foto: Antarayogya)

Melanjutkan rangkaian tulisan Dokter Pejuang Kemerdekaan, untuk edisi Minggu (06/08/2017) Health- akan membahas salah satu tokoh yang tak kalah penting dibalik berdirinya organisasi modern pertama di Indonesia, yaitu Dr. Rajiman Widydiningrat.

Ketika pendidikan di nusantara hanya untuk orang berdarah biru, Mas Rajiman bisa menyerap ilmu hanya dengan mendengarkan mereka di bawah jendela kelas. Siapa sangka anak seorang penjaga toko kecil di Yogyakarta ini akhirnya menjadi seorang dokter, bahkan dianggap sebagai tokoh dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga  Pergaulan Yang Mengarah Pada Persatuan Dan Kesatuan Bangsa Didasari Sikap

Kiprah Alumni ‘business Law’ Binus

Dokter Radjiman Wedyodiningrat mengutip situs herocenter.com dan bukan berasal dari keluarga bangsawan. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di desa Mlati, Yogyakarta. Ayahnya, Sutodrono, adalah seorang kopral berdarah Gorontalo-Bugis. Sedangkan ibunya orang Jawa.

Diterbitkan oleh ILUNI FKUI mencatat bahwa Rajiman memulai pendidikannya hanya dengan mendengarkan ceramah di bawah jendela kelas ketika mengantarkan putra Dr. Wahidin Sudirohusodo ke sekolah. Atas belas kasihan seorang guru Belanda, Rajiman diizinkan untuk menghadiri kelas tersebut. Berkat kecerdasannya dan bantuan ayah angkatnya, Dr. Wahidin, Rajiman dapat melanjutkan studinya di Sekolah Kedokteran Bumiputera (Stovia) dan lulus pada usia 19 tahun.

Rajiman kemudian bekerja di berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti Banyumas, Puworejo, Semarang, dan Madiun. Ia pun melanjutkan pendidikannya dan menjadi guru di Stovia hingga lulus dengan gelar Seni India.

Setelah lulus, Rajiman bekerja sebagai asisten dokter di Keraton Kasunanan Surakarta dan dokter di rumah sakit jiwa di Lawang, Jawa Timur. Namanya kemudian melekat pada rumah sakit tersebut, Dr. Rumah Sakit Jiwa Rajiman Wedyodiningrat.

Sejarah Hari Lahir Pancasila: Peran Bpupki Dan Ppki

Semangatnya untuk belajar tidak pernah pudar. Pada bulan Oktober 1909, Rajiman datang ke Belanda untuk melanjutkan pendidikannya sebagai dokter dan menyunat anak-anak Susuhunan, menurut buku situs Historia.id.

Rajiman berhasil menyelesaikan dengan gemilang. Gelar kedokterannya setara dengan gelar kedokteran di Belanda. Sesuatu yang tidak mudah dicapai oleh orang biasa tanpa darah biru. Selain di Belanda, Rajiman memperdalam keahliannya di Berlin dan Paris. Ia menjadi dokter bedah, dokter kandungan dan bidan.

Rajiman berperan dalam lahirnya organisasi Budi Utomo. Ia bahkan dipercaya menjadi ketua organisasi itu pada 1914 – 1915. Saat memimpin Budi Utomo, Rajiman mengusulkan pembentukan milisi rakyat di setiap wilayah Indonesia. Inilah pertama kalinya bangsa Indonesia menyadari bahwa mereka memiliki tentara.

Gagasan tentang milisi rakyat diajukan oleh Rajiman sehubungan dengan pecahnya Perang Dunia I, dan juga untuk mengantisipasi serangan negara-negara lain di Hindia Belanda (Indonesia), merujuk pada situs Pahlawancenter.com. Pemerintah Belanda menolak usulan milisi yang diprakarsainya. Sebaliknya, pemerintah Belanda menyetujui pembentukan Volksraad, sebuah perwakilan rakyat, juga dikenal sebagai Dewan Rakyat. Radjiman Wedyodiningrat menjadi anggota Volksraad selama tiga tahun.

Mengenang Dr Rajiman Di Hari 1 Sura

Setelah keluar dari Volksraad, Radjiman tetap terlibat dalam berbagai organisasi, antara lain Komitee van da Javasche Onwikkeling yang kemudian menjadi Java Institute, dan Klub Studi Indonesia.

Sama seperti rekan-rekan dokternya yang juga ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, Rajiman juga gemar menyampaikan aspirasinya melalui corat-coret. Ia menerbitkan majalah Timbul yang secara halus digunakan sebagai wadah aspirasi politiknya.

Baca Juga  Tempat Pemukul Bola Berukuran

Pada masa pendudukan Jepang, Rajiman memegang jabatan penting. Namun yang terpenting adalah sebagai ketua BPUPKI. Dalam sidang BPUPKI, Rajiman mengajukan pertanyaan tentang dasar negara saat bangsa merdeka. Pertanyaan itu dijawab dengan penjelasan tentang Pancasila oleh Soekarno.

Semangat kebangsaan dan cinta tanah air Rajiman terlihat dari pengabdiannya kepada rakyat. Ketika Kabupaten Ngawi dilanda wabah pes pada tahun 1934, Rajiman memutuskan untuk tetap berada di antara masyarakat Ngawi dan menangani langsung wabah tersebut. Selain itu juga memberdayakan dukun bayi agar aktif di daerah tersebut untuk mencegah kematian ibu dan bayi saat melahirkan.

Sulteng Raya Jumat 4 Juni

Rajiman sangat memperhatikan kesehatan masyarakat, terutama mereka yang tidak mampu. Oleh karena itu, ia diangkat menjadi dokter di Keraton Surakarta dan diberi gelar kehormatan Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) dan tambahan nama Wedyodiningrat.

Selain kesehatan masyarakat, Rajiman juga memikirkan pendidikan anak-anak karena dia hidup. Ia mengajar anak-anak di Dusun Dirgo yang kesulitan membayar uang sekolah. Tempat mengajarnya kemudian diubah menjadi sekolah formal berupa SD Negeri Kauman 3, 4 dan 5.

Rajiman Wedyodiningrat meninggal pada tanggal 20 September 1952 di Dusun Dirgo, Vidodaren, Ngawi. Jenazahnya kemudian dimakamkan di dekat panutannya, Dr. Wahidin Soedirohoesodo, di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta. Tempat tinggalnya kemudian menjadi tempat bersejarah dan berusia sekitar 134 tahun.

Atas jasa-jasanya, Rajiman dianugerahi Mahaputera Bintang Kelas Dua dan Bintang Utama Republik Indonesia oleh Pemerintah Indonesia. Pada November 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Rajiman dianugerahi gelar Pahlawan Nasional melalui keputusan presiden nomor 68 TK 2013 yang ditandatangani pada 6 November 2013. Kisah kemerdekaan Indonesia tidak hanya tentang peran besar Sukarno dan Mohamed Hatta. Jika keduanya menjadi pemeran utama, seperti dalam drama, selalu ada tokoh lain di balik layar yang perannya tak kalah pentingnya dalam mendorong lahirnya Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan diakui dunia. Dia berbicara sedikit, jarang muncul sebagai Proklamator, tetapi penuh perhatian dalam mendirikan tiang-tiang tanah, yang tersebar dan nyaris lolos.

Peringatan Hari Lahirnya Pancasila Secara Live Youtube Bpip Ri

Inilah Radjiman Wedyodiningrat (1879-1952), seorang psikiater yang memiliki andil besar dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dan penyusunan UUD 1945. Ia juga seorang sarjana yang mengusulkan agar perpajakan di Indonesia diatur dengan undang-undang.

Nama ketua bpupki, siapa nama ketua bpupki, mengapa jepang membentuk bpupki, biografi radjiman wedyodiningrat, foto radjiman wedyodiningrat, jl dr krt radjiman widyodiningrat, dr krt radjiman wedyodiningrat, wakil ketua bpupki, radjiman wedyodiningrat, biodata radjiman wedyodiningrat, menurut anda, gambar dr radjiman wedyodiningrat