Madu Hutan Merupakan Hasil Usaha Kehutanan – Hutan memiliki beragam hasil yang kita manfaatkan. Hasil hutan tersebut terbagi menjadi dua, yaitu Hasil Hutan Kayu (HHK) dan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Contoh produk HHBK yang dihasilkan saat ini adalah madu. Madu merupakan suatu zat alami yang mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah, baik itu nektar maupun bunga atau cairan yang berasal dari bagian hidup tumbuhan. Nektar ini dikumpulkan, dimodifikasi, dan dilapisi senyawa tertentu oleh lebah, kemudian disimpan dalam sarang berbentuk heksagonal (segi enam). Madu terbagi menjadi dua sumber, yaitu
Madu dipercaya mampu menyembuhkan segala penyakit. Madu juga digunakan dalam bidang medis sebagai antibakteri untuk mengobati luka dan infeksi. Dalam keseharian saya, saya menggunakan madu hutan sebagai suplemen makanan. Kandungan madu hutan terdiri dari 17,1% air; 82,4% total karbohidrat; 0,5% protein; asam amino; Vitamin dan mineral. Semua komponen tersebut berguna untuk proses metabolisme dalam tubuh.
Madu Hutan Merupakan Hasil Usaha Kehutanan
Minggu lalu saya berkesempatan bertemu dengan ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) bidang pengelolaan madu. Pertemuan tersebut dilaksanakan di kantor NTB pada saat Pameran Inovasi. Tn. Zulhadi, diundang dalam kunjungan saya ke stand DLHK Provinsi NTB. Kelompok yang dipimpin oleh Bpk. Zulhadi disebut sebagai Maskot KTH (Madu Sekotong) yang slogannya ‘Jaga imunitas tubuh dengan konsumsi madu Trigona secara rutin’ merupakan slogan yang pas menurut saya.
Aren, Komoditi Yang Menjanjikan
Menurut Pak Zulhadi, konsumsi madu secara rutin dapat bermanfaat bagi kesehatan kita karena madu mengandung anti oksidan, anti bakteri, anti diabetes dan dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Peternakan lebah mereka terletak di Dusun Labuan Poh Timur, Desa Batu Putih, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Kelompok ini telah membudidayakan lebah Keltut atau Trigona sejak tahun 2012. Merupakan UMKM binaan BKPH Pelangan Tastura dan Dinas Koperasi Lombok Barat.
Kelompok ini beranggotakan 30 petani di total 1.550 koloni. Dengan jumlah koloni saat ini mampu menghasilkan 130-150 liter per bulan. Selain bergerak di bidang usaha peternakan lebah maskot KTH, KTH Trigona juga menyediakan fasilitas pendidikan dan wisata peternakan lebah. Kegiatan ekowisata madu diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat umum tentang manfaat madu dan cara pembuatan madu dari awal hingga panen. KTH menjamin madu yang dijualnya murni, tanpa tercampur dengan bahan lain dan proses pemanenannya higienis karena menggunakan sistem tiriskan atau tanpa perasan.
Dua minggu lalu saya beraktivitas di Pulau Sumbawa. Berada di beberapa Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), antara lain KPH Batuleh, KPH Brang Beh, KPH Brang Ria Puncak Ngengas, dan lain-lain. Kegiatan ini saya lakukan dengan topik pemberantasan illegal logging. Dari hasil wawancara pada acara ini, salah satu produk tradisional yang digunakan adalah madu. Produk ini diperoleh secara tradisional dengan cara pergi ke hutan, tinggal di sana selama beberapa hari dan dikembalikan ketika wadah penyimpanan sudah penuh.
Permasalahannya bukan pada keluar masuknya para pemburu madu di hutan, melainkan pada cara mendapatkan hasil madu hutan tersebut. Pemburu madu menggunakan asap dari jerami kelapa, kayu dll yang mereka bakar untuk mengusir lebah dari ‘rumah’ mereka. Cara ini sebenarnya tradisional dan alami, namun dampaknya sangat fatal sehingga dapat menimbulkan kebakaran hutan, jika tidak bijak memadamkan api yang menjadi sumber asap tersebut dan kejadian ini terjadi berulang kali. Karena jarak yang jauh dan medan yang berat untuk masuk ke dalam hutan, membuat petugas kehutanan kesulitan dalam melakukan penertiban.
Produk Madu Kelulut Kth Gawi Sabumi
Tentu saja, jika sesuatu yang buruk menimpa para pemburu madu, mereka harus memanjat pohon atau batu yang sangat tinggi tanpa peralatan keselamatan. Jika satu kesalahan saja dilakukan, nyawa dipertaruhkan. Tapi mereka tidak ada sangkut pautnya, yang terpenting bagaimana cara membakar asap di dapur dan bagaimana menyelesaikan kesehariannya. Mulai dari kebutuhan jangka pendek hingga kebutuhan jangka panjang.
Harga yang didapat untuk botol ukuran 600ml adalah Rp. 60.000 Namun, mereka tidak bisa mendapatkan madu saat berada di hutan.
Atau aktivitas manusia di hutan membuat para pemburu madu kesulitan karena madu semakin sulit didapat. Banyak hutan yang kosong karena lebah bersarang di pepohonan. Permasalahannya sendiri adalah deforestasi. AKTIVITAS
Hal ini mengganggu keberadaan ekosistem sehingga tidak seimbang. Pasalnya, pohon tumbang membuat lebah kesulitan menemukan pohon yang cocok untuk bersarang.
Profil Tahura Pocut Meurah Intan
Kondisi pasar yang rendah bagi para penjelajah madu tradisional juga kurang baik, mereka kebanyakan menjual madu hanya dari botol air minum, dan penjualannya hanya dari desa ke desa. Belum diperluas
. Oleh karena itu, madu dengan ‘nilai’ yang tinggi, namun karena tidak adanya perhatian khusus pada kemasan dll, tersedia dengan harga yang sangat murah. Hal ini menjadi keunikan tersendiri bagi Provinsi NTB, karena madu yang dijual di supermarket merupakan madu dari luar daerah. Meski diakui kualitasnya, madu NTB mirip dengan ‘Madu Putih Sambawa’.
Menurut saya, pemerintah harus memberikan perhatian khusus terhadap potensi madu alam yang diketahui di Sumbawa. Perhatian khusus diberikan kepada kelompok masyarakat yang melakukan pemanenan madu di kawasan hutan. Mereka juga diberikan bimbingan, pemberdayaan, peralatan dan teknik untuk terus mengumpulkan sarang lebah madu.
Yang terpenting madu di Sumbawa difasilitasi untuk uji klinis oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), sehingga madu tersebut bisa mendapat sertifikat dan bersih. sehingga dapat diterima oleh sebagian besar pasar nasional Persman Silen di tempat penangkaran lebah madu miliknya di Desa Tornagodang Kecamatan Habinsaran • (Foto: Novel M Sinaga)
Madu Kelulut Sebagai Potensi Alternatif Peningkatan Ekonomi Untuk Desa Buntoi
Desa Tornagodang Kecamatan Habinsaran yang merupakan salah satu perbukitan Kabupaten Toba dikenal oleh masyarakat setempat sebagai penghasil madu hutan liar.
Kawasan yang indah dengan hutan yang luas, serta banyaknya perkebunan milik warga yang menanam kopi, coklat, dan tanaman lainnya, menjadi tempat yang tepat bagi lebah untuk berkembang biak. Karena alami, bunga memiliki hubungan ‘simbiosis’ yang menguntungkan dengan lebah madu. Dimana lebah menyerap sari bunga, yang kemudian diolah oleh lebah menjadi madu, dan membantu penyerbukan bunga yang dihinggapi lebah hingga menghasilkan buah atau biji.
Parsman Silen, warga Desa Tornagodang, Kecamatan Habinsaran, melihat hal ini sebagai peluang bisnis untuk menambah penghasilan dengan mengembangkan usaha produksi lebah liar asli di kampung halamannya.
Di sela-sela pekerjaannya sebagai petani, ia membudidayakan atau beternak lebah madu tak jauh dari rumahnya. Sebagai pengganti sarang lebah madu alami, banyak ditemukan ‘tunggul’ atau kotak kayu yang dipajang di batang pohon pinus.
Desa Nanga Lauk Mulai Produksi Madu Dengan Botol Berstandar Sni
“Sekarang musim hujan sedang panjang, sehingga persediaan madu sedikit. Karena jika hujan, lebah enggan keluar sarangnya untuk mencari bunga disekitarnya. Madu dari lebah, Aron” si lebah. punya makanan sendiri. “Kami hanya dapat mengambil sedikit saja,” jelas Persman, saat didampingi rekan-rekan UMKM dari Womenpreneur Community (WPC).
Meski panennya sedikit di musim hujan saat ini, Parsman tak segan-segan mempersembahkan hasil panen madunya karena senang dan berkenan mengunjungi rekan-rekan dan guru-gurunya untuk mengembangkan UMKM di bidang produksi madu. Diketahui, Parsman merupakan salah satu pelaku UMKM yang terpilih mengikuti pelatihan Inkubator Bisnis UMKM yang dipimpin oleh PT Toba Pulp Lestari (PT TPL). Sajahrir dan komunitas Womenpreneur. Pelatihan yang terus dilakukan terhadap usaha yang diikutinya membuat Parsman semakin optimistis bisa menjadi ‘ikon’ di monumen Kabupaten Toba ketika ia mengelola usaha madu hutan sesungguhnya.
Selain menyajikan kopi ‘Persoburan’ dengan campuran madu sebagai hidangan penutup, ia juga menyiapkan beberapa botol madu kemasannya untuk para tamu yang datang hari itu.
Anda juga berkesempatan untuk menyesap kopi madu yang disajikan. Dalam botol tersebut juga disertakan mencicipi manisnya madu produksi UMKM di Parsamman.
Budidaya Lebah Trigona: Merawat Peradaban Menjaga Alam Sorong
Perjalanan panjang sekitar tiga jam dari kota Balige menuju desa Tornagodang kecamatan Habinsaran yang berjarak sekitar 25 km akhirnya berakhir saat menikmati madu hutan yang sesungguhnya Parsom Silen. Tak hanya itu, mata pun ikut basah saat menyusuri jalan raya menuju pegunungan yang ada di Kecamatan Habinsaran, karena keindahan alam pegunungan purba yang melintasi pegunungan tersebut. Hamparan hutan yang rimbun dengan panorama indah ‘panatapan’ Danau Toba, madu hutan kesemek dari pegunungan Habinsaran membuat rasanya semanis keindahan alamnya. Selain itu kehandalannya terjamin.
Bupati Dairy, Engineer Perhotelan Pelatihan Dimulai Pada: Sel, 12 Sep 2023 22:42 WIB Segera Terapkan Ilmu Anda
Umumkan Ketua Komunitas UMKM Go-Dairy, Decranasada: Kreativitas dan Inovasi Penting untuk Pertumbuhan Bisnis Sabtu, 09 Sep 2023 12:32 WIB
PLUT Dairi Fasilitasi Pembukaan Rekening QRIS Bagi Pelaku Usaha Jelang Hari Pasar Bahagia Rabu, 06 September 2023 12:40 WIB
Permenlhk P.1/menlhk/setjen/kum.1/1/2019 Tentang Izin Industri Primer Hasil Hutan
Audiensi Regent of Dairy, UKM Go Dairy Market Digelar 8-10 September 2023 Sel, 05 Sep 2023 09:23 WIB
Disperindagkop dan UMKM Dairi Kamis, 10 Agustus 2023 14:13 WIB Hasil hutan adalah hasil hutan yang diperoleh dari hutan untuk tujuan komersial atau ekonomi.
Hasil hutan diartikan sebagai segala sesuatu yang diperoleh dari hutan yang dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan manusia atau untuk kegiatan komersial (jual beli) guna meningkatkan taraf hidup.
Hutan mengandung sumber daya alam yang memberikan banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia. Sumber daya hutan memberikan manfaat
Mari Berburu Ole Ole Khas Papua Di Galeri Kreatif, Temukan Keunikannya!
Memberikan manfaat langsung seperti kayu, peternakan dan hasil pertambangan. Sedangkan manfaat tidak langsung meliputi penggunaan rekreasi, perlindungan dan pengaturan sistem air, pengendalian erosi.
Pemanfaatan hasil hutan adalah pemanfaatan lahan hutan untuk memperoleh hasil hutan baik berupa kayu maupun bukan kayu, termasuk peningkatan jasa ekosistem untuk kepentingan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian hutan.
Kegiatan pemanfaatan hasil hutan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup yang sebesar-besarnya serta terpadu sehingga fungsi primer hutan tidak terabaikan.
Tujuan utama pemanfaatan hasil hutan adalah untuk memberdayakan masyarakat dan sumber daya alam untuk mencapai masyarakat sejahtera.
Jaringan Madu Hutan Sumbawa: Produk Produk Madu Di Rumah Madu Sumbawa
Usaha
Mengapa hutan hujan tropis merupakan sumber plasma nutfah, hutan bakau merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat, izin usaha industri primer hasil hutan kayu, hutan merupakan gudang, izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu, hutan dan kehutanan, jelaskan usaha pengelolaan hasil hutan