Konsep Puncak Kebudayaan – Budaya adalah semua kegiatan, keterampilan, dan kreativitas yang digunakan orang untuk beradaptasi dengan lingkungannya dan memenuhi kebutuhannya. Wujud kebudayaan dapat berupa sistem budaya, sistem sosial dan budaya olahraga. Budaya terdiri dari unsur-unsur seperti bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, teknologi, sistem kehidupan, sistem religi, dan seni.

Perubahan budaya ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor dalam masyarakat itu sendiri, misalnya kebosanan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku di masyarakat, penyimpangan individu dari sistem yang ada, penemuan-penemuan baru (inovasi) yang diterima masyarakat. . Perubahan keanggotaan, ukuran dan komposisi populasi. Dari faktor selain masyarakat itu sendiri, seperti bencana alam, perang, dan kontak dengan orang-orang dari budaya lain.

Konsep Puncak Kebudayaan

Ketika sekelompok orang dari budaya tertentu bertemu dengan unsur-unsur budaya asing, maka unsur-unsur budaya asing tersebut lambat laun diterima dan didaur ulang menjadi budaya mereka sendiri tanpa kehilangan individualitas dari budaya itu sendiri, sehingga terjadi akulturasi.

Malam Hari Ini Puncak Acara Santri Culture Night Carnival (scnc) 2022

Asimilasi adalah proses sosial di mana orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda berinteraksi secara langsung dan erat dalam jangka waktu yang lama, sehingga terjadi transformasi karakteristik dan elemen budaya masing-masing menjadi campuran elemen budaya. Kelompok yang terlibat dalam proses asimilasi biasanya adalah kelompok mayoritas dan beberapa kelompok minoritas.

Minoritas yang telah mengubah unsur-unsur unik dari budayanya dan menyesuaikannya dengan budaya mayoritas, lambat laun kehilangan individualitas budayanya dan menjadi budaya mayoritas.

Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok etnis yang mendukung budaya yang berbeda. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya di satu sisi menanamkan kebanggaan bangsa terhadap kekayaan budaya negara, dan di sisi lain timbul masalah jika tidak ada saling pengertian antar suku bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia terdiri dari suku dan budaya yang berbeda-beda, namun tetap memiliki banyak persamaan karena berasal dari ayah yang sama. Bhinneka Tunggal Ika melaporkan bahwa keragaman kesamaan mencerminkan kekayaan budaya masyarakat Indonesia. Meski bangga dengan kekayaan bangsa kita, sifat keberagaman terkadang menimbulkan masalah.

Art Summit Indonesia On Behance

Terkadang timbul masalah karena sifat keragaman tersebut, terutama dalam pembentukan kebudayaan nasional Indonesia. Budaya kuno dan primitif yang ada sebagai puncak budaya di seluruh Indonesia adalah budaya nasional dan harus dilestarikan dan dikembangkan sebagai kekayaan budaya nasional.

Ada empat ketentuan tentang arah dan tujuan pembangunan kebudayaan nasional Indonesia. Pertama, kebudayaan nasional yang akan dikembangkan harus mencerminkan hasil dan reaksi positif masyarakat Indonesia dalam proses adaptasi yang luas terhadap lingkungan. Kedua, kebudayaan nasional merupakan seperangkat puncak kebudayaan daerah untuk mewujudkan suatu bentukan kebudayaan nasional. Ketiga, pembangunan kebudayaan nasional harus mendorong kemajuan peradaban untuk memperkokoh persatuan dan keamanan nasional. Keempat, dapat menyerap unsur budaya asing, mengembangkan dan memperkaya budaya bangsa, serta meningkatkan rasa kemanusiaan masyarakat Indonesia.

Baca Juga  Bagaimana Sikap Para Tokoh Dalam Menghadapi Jepang

Jika artikel ini kurang jelas atau masih ada pertanyaan, Anda bisa bertanya di kolom komentar di akhir artikel ini. Untuk dengan mudah menerima pemberitahuan tentang artikel di https://. Silahkan klik tombol Lanjutkan di kanan atas artikel ini. Karena menyajikan berbagai artikel yang menarik Kerangka budaya Menurut Koentjaraningrath (1980), kata “budaya” berasal dari budhaya, bentuk jamak dari kata Sansekerta budhi.

Presentasi berjudul: “Kerangka Budaya Menurut Kuntjaraningrat (1980), kata “budaya” berasal dari kata Sansekerta Buddha, yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhis. – Teks presentasi:

Mengenal Triarga, Tiga Gunung Penyangga Langit Minangkabau Halaman 1

1 Kerangka budaya Menurut Koentjaraningrat (1980), kata ‘budaya’ berasal dari kata bahasa Sansekerta budhaya, yang merupakan bentuk jamak dari budhi, yang berarti ‘budi’ atau ‘budi’. Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berhubungan dengan akal”. Kata “budaya” merupakan pengembangan kompleks dari “budidaya”, artinya “daya budi”, “budaya” artinya “daya budi”, cipta, karsa, rasa, dan “budaya” artinya hasil cipta karsa dan rasa.

Ditinjau dari dimensi bentuk, budaya memiliki 3 bentuk, yaitu; 1. Gagasan, konsep, dan gagasan umat manusia yang kompleks: Bentuk ini disebut sistem budaya yang sifatnya abstrak, tidak terlihat dan terkonsentrasi di sekitar kepala orang yang menganutnya. 2. Aktivitas kompleks yang dapat dirasakan, diamati, atau diamati berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi. Model ini sering disebut sistem sosial. Sistem sosial ini tidak dapat dipisahkan dari sistem budaya. 3. menjadi sesuatu. Tindakan manusia dalam berinteraksi satu sama lain tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil kerja yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuannya. elemen budaya. Menurut konsep B. Malinovsky, kebudayaan dunia mencakup tujuh unsur universal, yaitu; 1) bahasa, 2) sistem teknologi, 3) sistem rumah tangga, 4) organisasi sosial, 5) sistem pengetahuan, 6) agama, 7) kesenian.

3 Sistem Budaya dan Sistem Sosial Secara sederhana, sistem diartikan sebagai kumpulan bagian-bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Sistem memiliki 10 sifat yaitu; 1) fungsi, 2) satuan, 3) batas, 4) struktur, 5) lingkungan, 6) komunikasi, 7) proses, 8) masukan (input), 9) keluaran (output), 10) pertukaran (exchange). sistem budaya. Fungsi sistem budaya adalah untuk mengatur dan memantapkan aktivitas dan perilaku manusia. Menurut Baker (1984), budaya mencakup segala sesuatu yang ada dalam lingkungan materi, pribadi dan sosial sebagai ciptaan dan pengembangan nilai-nilai, yang dikembangkan untuk mencapai kekuatan manusia dan masyarakat.

Baca Juga  Nama Dataran Tinggi Yang Terdapat Di Provinsi Sulawesi Selatan Adalah

4 Budaya diri Dalam pengembangan kebenaran, kebaikan dan keindahan, nilai-nilai batin ditemukan dalam budaya diri. Kebudayaan obyektif Nilai-nilai obyektif, disebut juga hasil dari unsur-unsur budaya, dapat ditata menurut beberapa prinsip pembagian, antara lain: ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, ekonomi, seni dan agama. Teori sistem sosial sistem sosial diperkenalkan oleh sosiolog Amerika Talcott Parsons. Konsep sistem sosial adalah alat yang berguna untuk menjelaskan kelompok manusia. Sebuah sistem sosial setidaknya harus memiliki 4 hal, yaitu: 1) dua orang atau lebih, 2) interaksi di antara mereka, 3) tujuan, dan 4) Anda memiliki struktur, kode, dan harapan bersama yang memandu Anda. Apakah mereka.

Pdf) Wawasan Nusantara Dalam Mememcahkan Konflik Kebudayaan Nasional

5 Parsons mengatakan bahwa sistem sosial bekerja ketika 4 persyaratan fungsional terpenuhi, yaitu: 1) adaptasi, menunjukkan kebutuhan sistem sosial untuk bekerja dengan lingkungannya. 2) Pencapaian tujuan merupakan syarat fungsional dari suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuannya (dengan tatanan sosial). 3) Integrasi adalah suatu kebutuhan yang berkaitan dengan hubungan timbal balik antar anggota dalam suatu sistem sosial. 4) Konsep latensi (latensi) dalam penghentian interaksi karena kelelahan dan kekenyangan, mempertahankan pola laten, sehingga mematuhi sistem sosial lain yang mungkin terlibat. 10 unsur sistem sosial yaitu; 1) Keyakinan (pengetahuan), 2) Perasaan (emosi), 3) Tujuan, sasaran, atau cita-cita, 4) Aturan, 5) Posisi peran (status), 6) Tingkatan atau derajat (pangkat), 7) Kekuasaan atau pengaruh ( energi) ), 8) hukuman, 9) sarana atau benda, 10) tekanan (strain – stress).

Fenomena nilai Lalande membagi makna nilai menjadi dua istilah: a. Makna Obyektif, disini nilai mengacu pada sifat pembeda, sifat khusus dari sesuatu, subyek atau hal-hal yang membuat sesuatu itu kurang lebih layak dihormati, dihargai dan dipuji (motivasi). B. makna subjektif dari nilai; Sifat-sifat objek itu kurang lebih dievaluasi oleh subjek atau kelompok (menilai objeknya). Menurut Sutrisno (1993), ada 4 komponen utama nilai (elemen konstruktif yang membuat sesuatu bernilai). Dua unsur diturunkan dari unsur tersebut, yaitu: a) faktor kegunaan/manfaat utama dan b) faktor kepentingan utama (kepentingan). dan 2 unsur/sumber yang timbul dari mata pelajaran, yaitu: c) unsur kebutuhan (necessity), d) unsur penilaian, interpretasi dan evaluasi (evaluation).

7 Konsep nilai 1. Pepper (1958) mengatakan bahwa nilai mengacu pada segala sesuatu yang baik atau buruk. 2. Perry (1954) menyatakan bahwa nilai adalah segala sesuatu yang penting bagi manusia sebagai manusia. 3. Orang tidak berbeda di dunia ini, kata Koehler (1938), dan tidak semua orang bisa berhenti dengan pandangan pragmatis (disengaja) tentang pengalaman dominan. 4. Kluckhohn (1951) mengatakan bahwa definisi nilai yang dapat diterima sebagai konsep yang diperlukan dalam literatur ilmu sosial adalah hasil dari efek pemilihan perilaku.

Baca Juga  Berikut Ini Yang Bukan Ciri-ciri Umum Lembaga Sosial Yaitu

8 Robin M.Williams (1972) menunjukkan bahwa ada 4 kualitas nilai, yaitu: 1. Nilai mengandung unsur konseptual yang lebih dalam dari sekedar perasaan, emosi atau kebutuhan. 2. Nilai mengandung atau sarat dengan suatu konsep yang memiliki aspek emosional. 3. Nilai lebih terkait dengan tujuan daripada tujuan tindakan tertentu karena nilai bertindak sebagai kriteria untuk mencapai tujuan. 4. Nilai itu penting dan tidak boleh diremehkan bagi orang yang bersangkutan.

Sekolah Tinggi Agama Buddha Maitreyawira

9 Atribut Nilai Ini termasuk nilai, pembenaran nilai, pilihan nilai, dan konflik nilai. Bidang yang berkaitan dengan nilai adalah etika (ilmu yang mempelajari nilai-nilai dalam perilaku manusia) dan estetika (ilmu yang mempelajari nilai-nilai dalam seni). Sistem nilai Sistem nilai adalah nilai dasar (poin nilai) suatu masyarakat. Menurut Williams (1960), sistem nilai tidak menyebar secara acak, melainkan menunjukkan rangkaian keterkaitan yang menjelaskan keberadaan sistem tersebut dalam masyarakat.

10 Orientasi Nilai Budaya Sistem nilai budaya pada setiap masyarakat secara global terkait dengan lima persoalan utama dalam kehidupan manusia, yaitu: 1. Hakikat hidup manusia (MH). Untuk setiap budaya, sifat kehidupan sangat berbeda, ada yang mencoba memadamkan kehidupan (nirwana = menghancurkannya), ada yang percaya bahwa hidup dengan pola perilaku tertentu adalah hal yang baik, sesuatu yang “mengisi hidup”. 2. Esensi tindakan manusia (MC). Pada dasarnya setiap budaya berbeda-beda, ada yang percaya bahwa kerja adalah untuk hidup, kerja memberikan pelayanan atau penghormatan, dan kerja adalah gerak hidup untuk menambah kerja.

3. Sifat waktu manusia (MW). Sifat waktu berbeda untuk setiap budaya, beberapa berkaitan dengan masa lalu dan beberapa dengan masa kini atau masa depan. 4. Sifat kodrat manusia (Guru). Ada budaya yang percaya bahwa manusia harus mengeksploitasi atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, dan ada budaya yang percaya bahwa manusia harus selaras dengan alam dan manusia harus mematuhi alam.

Konsep kebudayaan menurut para ahli, konsep kebudayaan indonesia, makalah konsep waktu perubahan dan kebudayaan, makalah konsep kebudayaan, kebudayaan surakarta, kebudayaan indis, konsep kebudayaan, puncak, konsep kebudayaan nasional, kebudayaan indonesia, konsep dinamika kebudayaan, seni kebudayaan