Coba Terangna Tegese Mumpung Padhang Rembulane Mumpung Jembar Kalangane – Bagaimana buku ini? Anda dapat menerbitkan buku Anda secara online secara gratis dalam hitungan menit! Buat flipbook Anda sendiri
Kelas Tantri Basa 6 halaman 42 Belajar Bahasa Jawa Unen-unen Unen-unen (idiom dalam bahasa Indonesia) adalah kata-kata yang memiliki arti khusus. Sebagian besar diambil dari literatur, tetapi sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Ada tiga bentuk, yaitu ucapan, kebebasan dan saloka. Bebasan dan saloka sebenarnya adalah peribahasa, namun banyak perbedaannya. Inti dari preposisi, idiom dan idiom: 1) bagaimana kata-kata itu terbentuk, sudah gumathok (benar, tidak diubah), 2) ada yang memiliki arti entar (kata sifat), dan ada yang memiliki arti negasi. . 3) berupa kalimat atau kelompok kata (frase). 4) ada juga bahasa Pinathok dalam sastra Jawa. 5) nada atau makna ungkapan juga terkait dengan isi kalimat, biasanya berupa kelompok kata: perbandingan (comparison), perubahan (simile), atau kesepakatan (sebagai metafora “tegang”). . Contoh sajak modern atau syair dengan judul Sunan Kalijaga, di atas: Unen-unen Gesese beneh Karepe Nyanyian tak sadarkan diri, bakul sinambewara Lamat-lamat bunyi nyanyian laki-laki yang menebar kabar dan terdengar kemana-mana Gumebyar muncul. Bersinar seperti emas Bersinar seperti emas emas Sangat menarik karena keindahan dan kecemerlangannya Ketika Anda tidak ingin harimau menerkam Anda tanpa Anda terkejut Hidup dalam kegelapan tanpa cahaya Hidup dalam kebingungan tanpa cahaya Bergairah, menderita rintangan
Coba Terangna Tegese Mumpung Padhang Rembulane Mumpung Jembar Kalangane
Halaman 43 Tantri Basa kelas 6 Berjalan dengan baik mencari air Berjalan mencari mata air (ngangsu) Orang bijak yang jujur dengan maguru Jawab pertanyaan ini setelah memeriksa deskripsi! 1) Bagaimana cara menyusun kata menjadi bunyi? ………………………………………. .. ………………………… 2) Apa arti kata yang Anda inginkan? ………………………………………. .. …………………… 3) Apa arti kata dalam unen-unen? ………………………………………. .. ………………………… 4) Kata-kata apa yang bunyinya tidak dapat diubah? ………………………………………. .. ………………………… 5) Berapa banyak kata yang ada dalam bunyi itu? Coba sebutkan satu sisi dan sisi lainnya! ………………………………………. .. ………………………. Ternyata lagu-lagunya juga menggunakan bunyi-bunyian seperti preposisi (macapat, dll) dan tesembangan (mainkan lagu ) Di bawah ini adalah contoh melodi dalam lagu lakon. Lir-ilir Lir-ilir, lir-ilir, tanaman tidak segar, tidak hijau, tidak siap untuk teman baru, Gembala, gembala, itu kupu-kupu, basah, basah, Gerakan 3 : Lagu Waktu Panen.
Buku Kirtya Basa 7
Tantri Basa kelas 6 halaman 44 untuk ikut dodotira. Dodotira, dodotira, kumitir badhah ke samping, dondomana jlumatana, untuk seba di malam hari, Sampai bulan cerah, sampai lingkaran lebar, tanpa kegembiraan, tanpa kegembiraan… Bagaimana, kalian semua. mendengar lagu yang dimainkan Lir ilir?? Itu harus, ya. Karena lagu ini sangat populer di mana-mana, kapan saja. Musiknya bagus, isinya sangat bagus. Sebagian besar dari mereka telah menghafal kata-kata dari lagu ini. Ya atau tidak? Mungkin banyak orang suka menyanyi. Katanya lagu ini juga diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Selain mendengarkan dan bernyanyi, kontennya sangat bagus. Penggunaan bahasanya sudah benar, tidak sulit, tetapi tidak terlalu mudah. Menariknya, jika kita cermati, banyak sekali kegunaan musik dalam lagu ini. 1) Coba temukan suara-suara itu! 2) Jelaskan arti dari setiap suara yang Anda lihat. 3) Kelompokkan bunyi dalam kalimat Anda. Setelah Anda selesai dengan latihan ini, tuliskan di buku catatan Anda sebagai pengingat. Belakangan, Bausastra: menyegarkan: sejuk, berangin, tenang: apapun yang terjadi, dodot: mencuci dodot (sejenis pakaian), kain kumitir: memainkan seser jlumatana: berpakaian, menambal seba: menuju ratu/raja, pangeran
Halaman 45 Tantri Basa, kelas 6, lihat uraian pada latihan di bawah ini, untuk memahami penggunaan preposisi. Dalam penelitian ini, siswa diajak untuk fokus pada teks bacaan deskriptif tentang bunyi bahasa Jawa. Saya harap Anda semua dapat melihat perbedaan antara suara satu sama lain. Dengan teman-teman Anda di grup, Anda dapat mengkonfirmasi dan membedakan kata, kalimat, dan ekspresi seperti dalam teks. Setelah mengetahui semua bunyi, jenis, dan poin, bacalah informasi di bawah ini untuk mempelajari arti dan penggunaan kata tersebut! Untuk mengetahui pengertian dan penggunaan kata keterangan, lihatlah contoh kata keterangan di bawah ini, apa artinya dan kapan penggunaannya. Informasi mengenai hal tersebut dapat diambil dari asal usul cerita atau fabel di bawah ini. Pertama: Mari belajar tentang ungkapan Kacang musim dingin. Kutipan ini berkaitan dengan kisah kakek Bima dan Rini, pekan lalu: Seorang kaya pergi ke desa, dia melihat seorang anak laki-laki, masih telanjang. Kemudian orang kaya itu bertanya kepada anak laki-laki itu dan berkata: “Thole, siapa putranya?” Dia menjawab bahwa dia tidak tahu nama ayahnya, karena kerabatnya sudah sangat tua, dia sudah lama meninggal, dan tidak ada yang siap melindunginya. Membaca 2 Mendiskusikan Bersama Sebelum 1: Arti Kata saat membaca
Tantri Basa kelas 6 halaman 46 Orang kaya itu kasihan pada anak laki-laki itu dan membawanya pulang. Anak laki-laki yang lebih tua bernama Dite karena ditemukan pada hari Minggu. Kemudian, itu dikirim kembali ke guru, yang dia pelajari. Setelah sekian lama, ia diangkat menjadi kepala desa. Selama lima tahun menjadi pemimpin desa, Si Dite diadili oleh warga desa karena seenaknya mengambil milik orang lain. Akhirnya, Si Dite dipecat dan dicopot dari jabatannya. Padahal, Si Dite adalah anak seorang pencuri. Dia meninggal karena pencuri ditembak oleh penduduk desa. Dari perilaku buruk mereka, sampai tidak ada yang siap mengasuh anak-anak mereka, berikan. Jadi memang benar pepatah pertama adalah: kacang mengajarkan musim dingin. Katakanlah, anak-anak, mereka seperti orang gila yang tidak berperilaku berbeda dari ayahnya. Ayahnya, yang membenci pencuri, membandingkannya dengan jalan, benih, jalan panjang kacang. Kedua: Tentang kutipan ini: Banyak guntur dan sedikit hujan, diambil dari buku cerita tentang seorang penduduk desa yang suka menepati janjinya. Ada seorang anak laki-laki bernama Si Thukul yang suka bercerita kepada teman-temannya. Tapi kekuatannya tidak pernah nyata, itu hanya suara. Sore harinya, Si Thukul pergi ke perkemahan bersama beberapa anak. Dia memberi tahu kami lagi: “Teman, datanglah ke rumahku larut malam, aku akan memberimu buku bacaan satu per satu.” Teman-temannya datang pada malam hari. Namun Si Thukul tidak ditemukan, bersembunyi di balik rumah. Dia khawatir janjinya dibayar, karena dia tidak punya buku. Teman-temannya saling berpandangan, lalu menoleh dan berkata: “Thukul ini tidak pernah menepati janjinya. Semua tanpa rumah. Dasar anak itu banyak petir dan sedikit hujan. Begini penjelasan perilaku Thukul. (Serat Paribasan) , Oleh Aryasutirta, 1931: 788)
Halaman 47 Tantri Basa classa 6 Dalam teks kalimat “banyak guntur, sedikit hujan” artinya: banyak bicara, tapi tidak ada bukti nyata. Kata-kata, janji, diucapkan dengan gemuruh yang keras. Kurangnya hujan adalah bukti nyata dari janji itu. Dari catatan atau penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa metafora adalah bagian dari bahasa dalam teks (dalam bentuk kalimat atau kalimat), dalam bentuk bahasa Punatok, penggunaannya tetap dan digunakan. meningkatkan keindahan teks bacaan, atau meningkatkan suasana situasi, cerita atau tindakan para tokoh. Setelah meninjau informasi, diskusikan dengan teman Anda sebagai kelompok. Pertanyaan-pertanyaan ini terkait dengan arti dari pernyataan ini. Jawaban misalnya! Unen-unen Artinya 1. Mengejar barang kecil, kehilangan barang berharga 2. Kehilangan keuntungan relatif Beberapa kerugian selama perdagangan, tetapi tumbuh dalam persahabatan. 3. Di sebelah banteng sapi ……………………………………….. …. .. . ……………………………… 4. Siapa yang menyerah pada akhirnya.. .. . ……………………………………….. . . ………………………………………. 5. Ciri-ciri pelupaan dan kematian .. .. ………………………………………. …. .. …….. .. ………… ……. …………… …. …………… .. 6. Jalankan negara ……….. …………………………. . …………………………… ……. ……… . .. ….. 7. Kenes no etos …………………. ……. ……… . .. ….. ………………………….. .. …. . . 8. Bolak-balik ………………………………………. .. ………………………………………. .. ……. ……….. ….. 9 .Jer basuki bi fare ………………. .. ……. …….. …….. .. …………………… .. ……. …… 10. Berburu rusa lari …. . ………………………….. ….. ………. .. . ……………………..
Ngrungokake Parenthahe Bapak Ibu Guru Lagu Lan Guru Wilangan Ukara Ing Dhuwur Yaiku
Tantri Basa, kelas 6, halaman 48 11. Diam dan bermain……………………………. . .. …………………………………………. .. Gambar apa ini? Seperti yang sudah dijelaskan, selain kata, ada juga jenis musik yang disebut bebegan dan saloka. Jika maksudnya pernyataan ini berkaitan dengan watak, situasi atau perilaku orang tersebut, maka disebut kebebasan. Disebut saloka, jika: itu adalah kalimat atau kalimat, dengan hal-hal yang diungkapkan dalam metafora atau metafora. Lagu-lagu Jawa seperti peribahasa, bebasan dan saloka sering digunakan dalam pertunjukan idola awal, terutama bagian “gara-gara”, yang dikaitkan dengan penampilan karakter Punkawani seperti gambar di atas. Perbedaan antara peribahasa, kebebasan dan salok. Kelas bebas berbicara Biasa digunakan secara teratur Biasa digunakan Arti sederhana, “tepat” Masuk makna (kata sifat) Masuk makna Tidak ada penggunaan gambar (tidak ada metafora) Penggunaan gambar dalam situasi Penggunaan gambar dalam bentuk benda atau binatang
Halaman 49 Tantri Basa kelas 6 Tidak ada mata pelajaran (mata pelajaran) Tidak ada mata pelajaran (mata pelajaran) Biasanya ada akhiran Ungkapan tidak boleh diubah Ungkapan tidak boleh diubah Dari penjelasannya jelas bahwa kebebasan dan saloka mirip dengan preposisi. Hal ini terlihat dari bentuknya, bagian kalimat atau kalimatnya tetap, teratur dan tidak dapat diubah atau dibalik. Apa yang memisahkan keberadaan dan keberadaan subjek dari subjek. Pepatah adalah kata seperti kata, tetapi bebas dan seperti kata itu memiliki arti tersendiri. Di bawah ini adalah contohnya: Jenis Contoh Arti Kata Memiliki contoh Sifat seorang pemimpin dapat menjadi contoh bagi orang lain. Yang baik adalah intinya, yang buruk sudah jelas, setiap yang buruk dan yang baik pada akhirnya akan dikenang. Kebebasan bibir dikatakan sekali dan untuk selamanya. orang-orang yang dipercayakan dengan barang-barang berharga akhirnya menghamburkannya
Tantri Basa kelas 6 halaman 50 Unen-unen adalah kumpulan kata dalam sebuah kalimat. Penggunaan dalam kalimat tidak seperti kata lain. Rakitan atau cara merangkai kata-kata tersebut harus berdasarkan aturan-aturan tertentu. Kata-katanya normal, kontradiktif atau benar. Terkadang itu kiasan. Unen-unen sebenarnya adalah penggunaan bahasa khusus sesuai dengan keinginan mereka. Bunyinya sedikit berbeda dari bahasa ibu. Selain makna kata, penggunaan kata yang menyempurnakan kalimat membangkitkan semangat.