News

Berikut Ini Yang Bukan Merupakan Tokoh Dalam Bidang Pengembangan Suluk

×

Berikut Ini Yang Bukan Merupakan Tokoh Dalam Bidang Pengembangan Suluk

Share this article

Berikut Ini Yang Bukan Merupakan Tokoh Dalam Bidang Pengembangan Suluk – Banyak ilmuwan Islam dan penelitiannya yang tercatat dalam sejarah. Berikut delapan cendekiawan Islam yang harus Anda ketahui.

Banyak ilmuwan Islam dari bidang peradaban Islam (abad pertengahan) tercatat meninggalkan karya-karya penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Nama mereka terkenal tidak hanya di kalangan akademisi Islam tetapi juga di dunia ilmu pengetahuan Barat. Contoh ilmuwan Islam yang kontribusinya terhadap dunia ilmu pengetahuan masih dikenang hingga kini antara lain Ibnu Sina, al-Farabi, Ibnu Rusyd, dan Ibnu Khaldun. Seni lukis ilmiah Islam diakui sebagai penyumbang utama kemajuan ilmu pengetahuan modern. Generasi intelektual Islam lahir pada Abad Pertengahan, bertepatan dengan berkembangnya kota-kota besar peradaban Islam seperti Bagdad, Kairo, Alexandria, dan Cordoba di Andalusia (Spanyol). Munculnya banyak ulama berpengaruh pada masa klasik tidak hanya disebabkan oleh makmurnya pusat-pusat peradaban Islam. Mereka tumbuh di fasilitas pendidikan dan lingkungan intelektual yang lebih baik pada masanya.

Berikut Ini Yang Bukan Merupakan Tokoh Dalam Bidang Pengembangan Suluk

Pada abad ke-8 hingga ke-10 M, beberapa penguasa, Dawla Abbasiyah dan Dawla II Bani Umayyah, menaruh perhatian besar terhadap kemajuan ilmu pengetahuan. Pada masa ini banyak ulama yang menjadi rombongan khalifah atau umumnya diundang ke istana.

Mengenal Jenis Jenis Sudut

Beberapa perpustakaan besar pun dibangun, termasuk yang paling ikonik di kota Bagdad, Baitul Hikmah. Pada Abad Pertengahan, pemerintah Islam dengan penuh semangat mendanai terjemahan teks-teks ilmiah Yunani kuno.

Situasi ini telah melahirkan generasi ilmuwan Islam yang berbakat dan memiliki kecintaan yang mendalam terhadap ilmu pengetahuan. Para intelektual Islam ini sebagian besar juga dikenal dengan sebutan polimatik, artinya mereka telah memperoleh ilmu di berbagai bidang, baik agama maupun ilmu pengetahuan.

Di bawah ini adalah profil delapan cendekiawan Islam terkemuka peradaban Islam abad pertengahan yang diterbitkan oleh Universitas Terbuka.

1. AI-Kindi (188-260 H) Nama lengkap Al-Kindi adalah Yaqub bin Ishaq AI-Kindi, lahir di Kufah (sebuah kota di wilayah Irak sekarang) pada tahun 188 H dan meninggal di Bagdad pada tahun 260 H. Berkat sumbangsihnya dalam bidang filsafat, al-Kindi terkenal sebagai filosof Arab.

Baca Juga  Lama Istirahat Dalam Permainan Bola Kasti Adalah

Empat Tokoh Islam Di Indonesia

Semasa hidupnya, Alkindi dianggap sebagai ilmuwan berbakat. Dia banyak menulis di banyak bidang ilmiah, termasuk metafisika, etika, logika, psikologi, kedokteran, matematika, astrologi, optik, dan banyak lagi.

Buk al-Kindi illa al-Mutasim bila fi al-Farsafa al-Ula, Buk al-Farsafa ad-Dakirat wa al-Masayr al-Mantikiyyah al-Muktashah wa. Ma-foqa al-Tabiyyah, Buk fi an Nahratanal al-Farsafa Ila Bi’ilm al-Riyadiya.

2. Al-Farabi (258-339 H) Nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr Muhammad bin Tarkhan bin Uzrag Ay Farabi, lahir pada tahun 258 H di Farab, Transoxiana (Asia Tengah), meninggal di Damaskus, Syria pada tahun 339 H. .

Al-Farabi dianggap memiliki bakat istimewa sejak kecil. Ia menguasai banyak bahasa, terutama bahasa Arab, Persia, Turki, dan Kurdi.

Ini 5 Pejuang Hak Asasi Manusia Indonesia Yang Wajib Diteladani

Sumbangannya yang penting terhadap filsafat adalah perpaduan filsafat Yunani dan Islam. Dia juga unggul dalam matematika, kedokteran, musik, agama, dll.

Ia sangat pandai dalam bidang filsafat dan disebut sebagai guru pertama dan kedua setelah Aristoteles. Karya-karya terkenal Al-Farabi antara lain:

3. Ibnu Haytham (354-430 H) Ibnu Haytham, aslinya bernama Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haytham, lahir di Basra (Irak) pada tahun 354 H dan meninggal pada tahun 430 H. Saya meninggal.

Hingga saat ini, Ibnu Haytham disebut sebagai bapak optik modern. Di Barat ia dikenal dengan nama Alhazen. Ibnu Haytham menjelaskan cara kerja sistem optik mata manusia untuk menangkap gambar secara detail. Analisisnya tentang cara kerja mata dan pengobatannya masih dipelajari hingga saat ini.

Tokoh Millennial Yang Mengharumkan Indonesia Di Bidang It

(Buku Optik). Hingga saat ini, buku tersebut diakui sebagai referensi penelitian optik di banyak universitas di dunia.

4. Ibnu Sina (370-428 H) Nama lengkapnya adalah Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Sina, lahir pada tahun 370 di desa Afsayana dekat Bukhara (sekarang di Uzbekistan) dan lahir di Hamazan (sekarang Uzbekistan ).Dia mungkin meninggal di wilayah Persia. ) 428 H. atau Iran).

Ibnu Sina mempelajari bahasa Arab, geometri, fisika, logika, hukum Islam, teologi, dan kedokteran. Pada usia 17 tahun, ia menjadi begitu terkenal sehingga dipanggil untuk merawat Pangeran Samani, Nou bin Mansur.

Baca Juga  Gambar Diatas Merupakan Gerakan

Karya-karya kedokterannya menjadi rujukan penting bagi bidang kedokteran pada masanya, dan selama lima abad (dari abad ke-12 hingga abad ke-17) menjadi rujukan utama pengobatan Eropa.

Tokoh Ilmuwan Muslim Pelopor Teknologi Modern

5. Al-Ghazali (450-505 H) Dengan demikian Al-Ghazali lahir di Iran pada tahun 450 H dan meninggal pada tahun 505 H. Nama aslinya adalah Abu Hamid Al Ghazali. Al-Ghazali dianggap sebagai salah satu filsuf dan teolog paling terkenal di Abad Pertengahan. Di Barat dikenal sebagai Algazel.

Al-Ghazali menempuh pendidikan di Seminari Imam Ai Jwani. Ia mempelajari pemikiran Syafid dan mempelajari teologi Islam dan tasawuf. Karena ilmunya yang luas dan mendalam, beliau dipercaya memimpin Universitas Nizamiyya di Bagdad dan sekaligus diangkat menjadi guru besar.

6. Ibnu Rusyd (520-595 H) Nama lengkap Ibnu Rusyd adalah Abu al-Walid Muhammad bin Rusyd. Ibnu Rusyd lahir di Spanyol (Andalusia) pada tahun 520 H dan meninggal di Maroko pada tahun 595 H.

Ibnu Rusyd berpendapat bahwa filsafat dan Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan warganya untuk mempelajari filsafat.

Daftar Tokoh Tokoh Pergerakan Nasional Indonesia

7. Jabir Al Hayan (721-815 H) Nama asli Jabir Al Hayan adalah Abu Musa Jabir bin Hayan. Jabir bin Hayan disebut-sebut sebagai ilmuwan Muslim pertama yang memperkenalkan ilmu kimia. Hingga saat ini, ia diakui sebagai bapak kimia Arab.

Jabir lahir di Kufah, Irak pada tahun 721 dan meninggal pada tahun 815 H. Ia belajar di bawah bimbingan Khalid bin Yazid bin Muawiyah, Zakfar Sadiq, dan Wazir Barmaki di Bagdad.

Kontribusi Jabir mencakup pengembangan ilmiah dari dua operasi besar dalam kimia: kalsinasi dan reduksi kimia. Ia juga mengembangkan metode penguapan, sublimasi, peleburan, dan kristalisasi.

8. Ibnu Khaldun (1332-1406) Tokoh Islam berikutnya adalah Ibnu Khaldun, seorang ilmuwan Islam yang dikenang sebagai sejarawan besar dan bapak sosiologi. Selain itu, Ibnu Khaldun disebut sebagai bapak ekonomi Islam karena ia telah mengemukakan teori-teori ekonomi yang maju, rasional, dan praktis jauh sebelum Adam Smith dan David Ricardo. Ibnu Khaldun Abd al-Rahman bin Muhammad bin Muhammad al-Hasan bin Muhammad bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abd al-Rahman bin Khaldun lahir pada bulan Ramadhan 732 H/AD. Lahir pada tahun 1332. Menjadi Ibnu Khaldun sejak kecil. Seorang pelajar dan petualang yang haus akan ilmu dan mencari banyak guru. Pada tahun 748 SM, terjadi wabah penyakit yang merenggut nyawa warga Tunisia dan beberapa guru. Selanjutnya gurunya al-Abili meninggalkan Tunisia dan bergabung dengan Abu Inan di Fez. Ibnu Khaldun bimbang apakah akan tetap menjadi penasehat raja atau mencari pencerahan dari tuannya. Karya berharga Ibnu Khaldun lainnya antara lain at-Tarif b Ibnu Khaldun (sebuah buku otobiografi yang berisi catatan dari buku-buku sejarah). Muqaddimah (Pengantar kitab-kitab Al-Iba yang bersifat sosiologis, historis dan filosofis). Lubab al-Muhassal fi Ushul ad-Din (Buku tentang persoalan dan pendapat teologis; ringkasan kitab Imam Fakhruddin al-Razi Muhassal Afkar al-Muttaqadimin adalah al-Mutaq Qirin). Karya-karya Ibnu Khaldun berada di ujung tombak kerangka ilmu sosial modern. Hal ini bukan berarti diabaikan, namun belum mendapat tempat dalam diskusi para ilmuwan dan sosiolog Eropa seperti Marx, Weber, Durkheim, dan disiplin ilmu sosial lainnya. Tulisan-tulisan Ibnu Khaldun juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap ilmu sosial. Yakni, (1) pengembangan argumentasi alternatif terhadap isu-isu lama dalam kajian Islam; (2) Perkembangan sosiologi Kasdim dalam konteks ilmu sosial modern.

Baca Juga  Raikan Adalah

Kiprah Muhammadiyah Bukti Organisasi Islam Bukan Sekedar Perkumpulan Atau Majelis Doa

Berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari pembuatan reklame adalah, berikut ini yang bukan merupakan contoh asuransi adalah, berikut ini yang bukan merupakan tulang anggota badan yaitu, berikut ini yang bukan merupakan fungsi dari planetary gear adalah, berikut ini yang bukan merupakan aplikasi komputer akuntansi adalah, berikut ini yang bukan merupakan sumber energi terbarukan adalah, berikut ini yang bukan merupakan penyebab penyakit asma adalah, berikut ini yang bukan merupakan alat ukur massa adalah, berikut ini yang bukan merupakan jenis aplikasi cms adalah, berikut ini yang bukan merupakan cms adalah, berikut ini yang bukan merupakan tujuan dari pembuatan reklame, berikut ini yang bukan merupakan perubahan fisika adalah