News

Berikut Beberapa Teori Seni Kecuali Teori

×

Berikut Beberapa Teori Seni Kecuali Teori

Share this article

Berikut Beberapa Teori Seni Kecuali Teori – Pola Geometris – Kalau SMP atau SMA pasti Gremed akan mempelajari mata pelajaran seni budaya dan akan ada latihan membuat pola batik ya? Pola apa yang dipilih Gremeds saat melukis pola batik? Motifnya batik mega mendung atau batik kawung? Nah, corak batik ini sebenarnya termasuk dalam ragam dekorasi yang identik dengan bahan seni budaya.

Jika kita berbicara mengenai hiasan, maka nusantara memiliki berbagai macam jenis yang sebagian besar digunakan pada pakaian batik, rumah adat, bahkan senjata tradisional. Salah satu jenis ragam hiasnya adalah motif geometris yang ternyata merupakan motif tertua dan sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Bahkan mungkin saja Gremedes sering melukis motifnya ketika ia sekadar senang dengan bentuk abstraknya. Jadi apa sebenarnya desain geometris itu? Apa saja jenis dekorasinya? Bagaimana penerapannya pada warisan budaya nusantara?

Berikut Beberapa Teori Seni Kecuali Teori

Hiasan geometris ini termasuk ke dalam gaya hias yang banyak dikenal masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang seni. Benar sekali, hiasan geometris dianggap sebagai motif tertua yang masih ada, karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah, terutama sejak zaman Yunani, SM. 2000.

Seni Rupa Terapan: Pengertian, Fungsi, Jenis, Unsur Dan Contohnya

Ornamen geometris ini merupakan salah satu bentuk hiasan yang berupa susunan garis, bentuk, dan bentuk yang biasa kita kenal dengan bidang geometris. Ada banyak jenis geometri, mulai dari garis lurus, balok penyusun, kurva hingga lingkaran. Misalnya saja dari segi permukaan jalan ada jalan lurus, jalan zigzag, atau jalan berkelok. Kemudian dari segi bentuk strukturnya ada yang berbentuk segitiga, lingkaran, persegi, prisma, dan lain-lain. Hiasan jenis ini juga sering disebut dengan desain geometris, karena dalam pengerjaannya sering kali orang menggunakan unsur-unsur Geometris yang dapat diukur, yaitu dengan menggunakan alat-alat di dalamnya. bentuk penggaris, agar hasilnya lebih rapi. Motif yang digunakan antara lain garis lurus, segitiga lengkung, lingkaran, pusaran, kubus, swastika, pola “L/T” Mesir, dan pusaran ganda. Namun motif hias geometris juga mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu dan dapat dibedakan menjadi 6 motif yaitu motif swastika, motif kavung, motif lilit ganda, motif tumpul dan motif lilit.

Kehadiran motif hias dengan banyak variasi tersebut tentunya menjadi identitas tersendiri bagi budaya suatu daerah sehingga sangat bermanfaat bagi para arkeolog dan sejarawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi variasi motif hias nusantara, yaitu:

Kebanyakan motif hias di Kepulauan ini menggunakan motif bunga dan binatang eksotik yang sulit ditemukan karena sebagian besar dipengaruhi oleh luar negeri. Misalnya saja motif hias berupa burung phoenix, naga, awan biru bahkan terumbu karang yang berasal dari seni Tiongkok dan sering terlihat pada karya seni Jawa Utara. Lalu ada motif teratai melambangkan kelahiran yang diambil dari seni Hindu India dan banyak digunakan pada relief patung dan candi di nusantara.

Baca Juga  Ruang Lingkup Fisika

Kehadiran dekorasi, apapun gayanya, tentu akan membawa fungsi estetika bagi masyarakat. Namun ternyata fungsi dekorasi bukan hanya sekedar fungsi estetika lho… Nah, berikut beberapa fungsi dekorasi bagi masyarakat:

Penjelasan 4 Teori Masuknya Islam Ke Indonesia

Pada dasarnya ketika ingin menggambar suatu motif dekoratif, termasuk desain geometris, harus memiliki aturan atau teknik, khususnya sebagai berikut:

Motif tumpala ini sering digunakan dalam seni tekstil dan batik. Bentuk motifnya pun beragam, mulai dari dahan pohon yang melambangkan kesuburan, hingga bentuk gunung yang melambangkan kestabilan dan kekuatan melawan kejahatan. Misalnya saja Batik Pesisir (berasal dari Indramayu), yang secara natural menunjukkan kuatnya pengaruh budaya asing dengan pilihan warna yang sangat beragam.

Para ahli tata bahasa dapat menemukan pola geometris ini di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, khususnya di bagian timur. Bentuk pola spiral ganda ini menyerupai huruf “S” atau sebaliknya. Motif ini bahkan konon sudah ada pada Kebudayaan Perunggu prasejarah atau biasa dikenal dengan Kebudayaan Perunggu Eropa.

Penggunaan motif ini banyak dijumpai pada kapak perunggu, ukiran kayu, rak perkakas, dan perabotan rumah lainnya. Namun motif ini tidak hanya diterapkan pada furnitur dan aksesoris gantung di dalam rumah, tetapi juga pada batik, salah satunya yang biasa disebut motif Parang Rusak di Jawa Tengah.

Pengaruh Kebudayaan Barat Di Indonesia

Motif gulungan geometris ini diyakini sudah ada sejak Zaman Perunggu dan kemudian menyebar ke berbagai wilayah mulai dari Asia Tenggara, salah satunya Indonesia, Asia Timur, Eropa hingga Yunani. Bentuk pola ini berupa rangkaian huruf “T” berselang-seling yang berdiri tegak dan terbalik. Bentuk pola berkelok-kelok ini mirip dengan kesenian Tiongkok, khususnya terkesan mengalir seperti awan, sehingga sering disebut Pinggir Awan.

Namun motif geometris tersebut tidak selalu berbentuk seperti itu, bisa juga berbentuk lingkaran yang kemudian diukir pada kapal, khususnya di Papua Utara.

Motif geometris ini sudah ada di Eropa Barat sejak Zaman Perunggu dan biasa dikenal dengan nama Swastika, sedangkan di Tiongkok dikenal dengan nama Swastika.

. Pola swastika ini merupakan simbol peredaran bintang-bintang di alam semesta, khususnya matahari, dan juga merupakan tanda yang membawa keberuntungan bagi manusia di bumi.

Baca Juga  Pada Fungsi Dan Tujuan Penciptaannya Seni Disebut

Agama Dan Psikologi Freud Halaman All

Motif kawung ini sering digambar oleh pelajar dalam latihan budaya dan seni, salah satunya adalah Gremeds. Bentuk pola geometris ini berupa lingkaran-lingkaran yang disusun sedemikian rupa sehingga menutupi beberapa lingkaran lainnya. Nama “Kawung” berasal dari bahasa Jawa dan Sunda yang berarti “pohon palem”. Perlu diketahui bahwa jika Anda memotong telapak tangan, Anda akan melihat empat biji.

Bentuk motif kawung ini sudah ada sejak masa Hindu Jawa, misalnya pada kain yang selalu dikenakan Kertajaya sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit.

Artikel majalah Al Mukarramah “Analisis Keanekaragaman Ragam Hias Rumah Adat Saoraja Di Desa Binanga Kareng Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang” menyebutkan bahwa keberadaan ragam hias khususnya desain geometris banyak digunakan; Rumah adat Saoraja.

Perlu diketahui Grammed bahwa bentuk rumah adat Bugis mempunyai kemiripan dengan rumah adat Sumatera dan Kalimantan, yaitu sama-sama mempunyai bentuk rumah dengan rumah di atasnya. Namun rumah tradisional Bugis seringkali memiliki bentuk yang lebih memanjang ke arah belakang, dengan bangunan tambahan di bagian samping dan depan rumah. Orang Bugis sering menyebut bangunan luar ini dengan lego-lego.

Pengertian Seni Grafis, Sejarah, Jenis, Fungsi, Dan Contohnya Yang Perlu Diketahui

Dalam kehidupan sehari-hari, rumah adat Bugis berbeda-beda berdasarkan status sosial penghuninya. Secara khusus, ada rumah tradisional Saoraja (istana) dan Bola (rumah). Rumah tradisional saoraja, artinya rumah besar, sering kali menjadi tempat tinggal raja dan keturunannya. Sementara itu, masyarakat banyak yang tinggal di rumah adat Bola. Meski pada dasarnya kedua tipe rumah tradisional Bugis ini tidak memiliki perbedaan yang mendasar kecuali pada ukuran dan ragam ornamen hiasnya.

Ornamen geometris yang banyak dijumpai pada rumah tradisional Bugis berbentuk Saoraja, hal ini menunjukkan bahwa keberadaan ornamen sebenarnya mempunyai fungsi untuk menunjukkan status sosial seseorang. Hiasan geometris yang terdapat pada jendela adalah segitiga (cobo’-cobo’), berlian (cidu), dan hati. Selain itu juga dapat ditemukan pada railing tangga berbentuk lingkaran. Hiasan-hiasan tersebut tidak hanya berfungsi sebagai penghias, namun juga sebagai bagian dari struktur atau penopang railing tangga agar terlihat kokoh.

Tangga pada rumah adat Bugis ini biasanya berjumlah 13 anak tangga. Semakin tinggi rumah adat maka jumlah tangga yang dimilikinya semakin banyak, namun jumlahnya harus selalu ganjil. Angka ganjil pada tangga melambangkan angka Tuhan dan susunannya tidak bisa sembarangan.

Jika dilihat dari makna simbolik dekorasi geometris yang terdalam pada rumah adat Bugis ini, setiap bentuk geometrisnya akan berbeda-beda, yaitu;

Baca Juga  Laut Pulau Kalimantan

Pengertian Seni Rupa Menurut Para Ahli, Ketahui Jenis Dan Unsur Unsurnya

Ornamen ini berbentuk seperti ukulele yang terbuat dari daun pakis dan ornamen lainnya yang berbentuk bulat sempurna. Bentuk ukelnya menyerupai koma. Motif hias Padjajaran ini banyak dijumpai pada ukiran kayu di makam Sunan Gunung Jati. Beberapa bagian motif hias ini antara lain Angkup, Culo, Benangan, Simbar, dll.

Jenis hiasan ini mempunyai bentuk bulat dan melengkung, seringkali berupa kepala pakis dan daun kembang sepatu. Keseluruhan motifnya tampak berbentuk tanda tanya. Jenis dekorasi ini digunakan oleh Ir. H. McLane Pont, seorang pejabat yang bekerja di Museum Trowlan. Kehadiran motif hias dapat ditemukan pada kolom-kolom pendopo Masjid Demak yang dianggap sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit oleh Raden Patah.

Hiasan ini sebenarnya mirip dengan Pajajaran. Yang membedakan adalah bagian ujung ukulele yang merupakan hiasan partha. Masyarakat Bali mempunyai julukan khusus untuk motif hias ini, Patre Punggel, sering terlihat di pura sebagai hiasan pintu masuk.

Hiasan jenis ini mempunyai corak khusus berupa dahan bunga berbentuk pusaran kaku. Karangan bunga tersebut sebenarnya adalah akar yang menggantung, melingkar seperti tali bergelombang. Pada jarak tertentu akan terdapat buku yang tangkai daunnya. Kemudian akan ada buah dan bunga di setiap ujung tangkai daun.

Kisah Kisah Dalam Al Quran

Jenis hiasan ini sering digunakan untuk menghiasi barang-barang buatan tangan yang terbuat dari aluminium, perak dan emas. Misalnya sendok, asbak, keris, gong, periuk, dan lain-lain.

Hiasan jenis ini sepertinya mempunyai gaya tersendiri, terutama pada bentuk daunnya yang agak kaku. Memang motif hias Madura diciptakan oleh para ahli seni Madurai tanpa menjiplak motif hias dari daerah lain. Para ahli tata bahasa dapat melihat kehadiran motif hias khas Madura ini di gedung Museum Pusat Jakarta (Museum Gajah).

Daerah Cirebon terkenal dengan keseniannya

Berikut beberapa perangkat dalam komunikasi voip kecuali, berikut merupakan beberapa peranan periklanan dalam pemasaran jasa kecuali, hiv dapat menular melalui beberapa cara berikut kecuali, berikut beberapa manfaat kulit manggis bagi kesehatan kecuali, berikut ini merupakan beberapa penyebab penyakit diare kecuali, berikut merupakan fungsi uud kecuali, berikut beberapa perangkat yang dibutuhkan dalam komunikasi voip kecuali, berikut tujuan menggiring bola kecuali, beberapa kondisi fisik berikut mendukung kondisi sosial ekonomi penduduk kecuali, penyakit muntaber dapat menular melalui beberapa cara berikut kecuali, autoimunitas akan menyebabkan beberapa penyakit berikut ini kecuali, berikut merupakan izin usaha kecuali