News

Belanda Mengingkari Perjanjian Renville Dengan Melakukan

×

Belanda Mengingkari Perjanjian Renville Dengan Melakukan

Share this article

Belanda Mengingkari Perjanjian Renville Dengan Melakukan – Perjanjian Renville adalah perjanjian yang terjadi antara Indonesia dan Belanda setelah gagalnya Perjanjian Linggajati yang dilanggar oleh Belanda. Perjanjian tersebut dibuat dengan tujuan untuk mengakhiri konfrontasi antara kedua belah pihak dan menghentikan serangan militer Belanda terhadap Indonesia.

Latar belakang terjadinya perjanjian Renville adalah pelanggaran perjanjian Linggarjati yang dibuat antara tanggal 11 dan 15 November oleh Belanda. Perjanjian Linggajati sendiri telah diakui secara de facto banyak wilayah Republik Indonesia seperti Jawa, Madura dan Sumatera oleh Belanda. Namun nyatanya, adanya perjanjian ini tidak akan menyelesaikan masalah antara Indonesia dan Belanda secara tuntas. Belanda melanggar perjanjian tersebut dengan tetap melakukan operasi militer di Indonesia, termasuk wilayah yang diterima NKRI, yaitu Jawa dan Madura.

Belanda Mengingkari Perjanjian Renville Dengan Melakukan

Apa yang dilakukan Belanda mendapat tentangan dari banyak negara, termasuk Inggris, Australia, dan Amerika Serikat. Bahkan Australia dan India mengusulkan agar masalah yang timbul antara Belanda dan india diselesaikan oleh Dewan Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB menanggapi usulan ini dengan menyerukan gencatan senjata antara pihak Belanda dan Indonesia pada tanggal 1 Agustus 1947. Pada tanggal 4 Agustus 1947 Belanda akhirnya mengakhiri serangan militernya di wilayah Indonesia dan kemudian mereka melakukan gencatan senjata di antara keduanya.

Soal Tugas Ips Bab 4

Perselisihan yang terjadi antara Indonesia dan Belanda diperparah dengan dilanggarnya perjanjian Belanda, sehingga Indonesia menginginkan agar Belanda tetap mengikuti peraturan yang tertuang dalam perjanjian Linggajati. Ternyata masalah tersebut tidak dapat diselesaikan secara sendiri-sendiri oleh kedua belah pihak, maka pada tanggal 18 September 1947, Dewan Keamanan PBB membentuk Good Offices Committee (GOC) atau Tri-state Commission (KTN) yang beranggotakan tiga negara, yaitu Amerika Serikat. , Australia dan Belgia yang membantu menyelesaikan konflik.

Fungsi utama KTN adalah membantu proses penyelesaian masalah antara Indonesia dan Belanda dengan mengadakan pertemuan antara KTN dengan pihak Indonesia dan Belanda. Dalam pertemuan tersebut, KTN mengusulkan Indonesia dan Belanda sebagai pihak yang bersaing untuk berunding. Usul itu disetujui kedua pihak yang mengadakan perundingan pada 8 Desember 1947 di atas kapal perang AS Renville yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Tempat berlangsungnya perundingan itulah yang kemudian dijadikan nama perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak bersama KTN.

Kesepakatan yang dibuat di atas kapal perang Renville milik Amerika Serikat itu melibatkan perwakilan kedua pihak yang berkonflik, yakni pihak Indonesia dan pihak Belanda. Selain itu, hadir pula tiga delegasi KTN sebagai utusan mediasi Dewan Keamanan PBB yang diwakili oleh Frank Graham sebagai ketua dan dua anggota lainnya, Richard Kirby dan Paul Van Zeeland.

Baca Juga  Mengganggu Teman Yang Sedang Berdoa Merupakan Pelanggaran Pancasila Sila

Perjanjian Linggarjati Tentang Kedudukan Indonesia Pada Masa Awal Kemerdekaan

Delegasi RI dalam perundingan perjanjian Renville diwakili oleh 6 orang yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin, sedangkan anggota delegasi lainnya adalah Nasrun, Dr. Coa Tik Len, Ali Sastroamidjojo, Haji Agus Salim dan Dr. J Leimena.

Sedangkan wakil dari pihak Belanda yang bertanggung jawab atas perundingan tersebut adalah Dr. Penampilan Koets, Dr. Chr. Soumoki dan Mr. H. A. L. Van Vredenburgh dipimpin oleh R Abdul Kadir Wijoyoatmojo yang berkebangsaan Indonesia tetapi memihak Belanda.

Perjanjian Renville secara resmi ditandatangani oleh pemerintah Belanda dan Amerika Serikat di Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1947, dan keduanya menyepakati gencatan senjata. Perundingan yang dilakukan dengan bantuan KTN tersebut menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya diakuinya kedaulatan Belanda di Indonesia dan Belanda mendapat tambahan wilayah hingga proses pembentukan negara Indonesia Serikat selesai.

– Wilayah masing-masing pihak Belanda dan Indonesia dipisahkan oleh suatu garis yang dikenal dengan Garis Van Mook.

Perjanjian Renville [raka Joyful]

Salah satu isi perjanjian Renville adalah redistribusi wilayah Belanda dan Indonesia, dimana pihak Belanda mendapatkan wilayah yang lebih luas sehingga wilayah Indonesia menjadi lebih sempit. Selain pengurangan wilayahnya, Indonesia juga mendapatkan zona yang dikuasai oleh Belanda yang secara otomatis menutup akses Indonesia ke wilayah luar.

Seperti yang telah kita bahas di atas, Perjanjian Renville dibuat untuk menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dan Belanda, namun pada kenyataannya isi perjanjian itu lebih merugikan Indonesia.

Salah satu isi perjanjian yang merugikan Indonesia adalah bertambahnya wilayah Belanda di Indonesia yang artinya wilayah Indonesia semakin berkurang. Daerah yang dikuasai Belanda merupakan daerah yang memiliki banyak sumber daya alam dan penghasil pangan, sedangkan Indonesia hanya memiliki daerah yang terletak di antara wilayah Belanda, artinya Indonesia dikelilingi oleh wilayah Belanda. Hal ini mempersulit Indonesia untuk mengakses sandang dan pangan akibat blokade ekonomi wilayah yang dilakukan oleh Belanda yang dimaksudkan untuk mempersulit Indonesia memperoleh senjata dari luar.

Peristiwa yang paling terasa di Indonesia adalah keputusan penarikan pasukan Indonesia dari wilayah yang pernah menjadi wilayah Indonesia. Berdasarkan perjanjian ini, hampir 30.000 tentara Divisi Siliwangi yang berada di hutan, gunung dan daerah lain harus dipindahkan ke Jawa Tengah dari Jawa Barat tempat mereka ditempatkan sebelumnya. Gerakan tentara yang dikenal dengan gerakan Hijrah Siliwangi dan para prajurit divisi Siliwangi disambut baik oleh masyarakat Yogyakarta yang berdiri di pinggir jalan meneriakkan semangat. Namun tentara Belanda yang memantau migrasi itu segera mengantisipasinya dengan menembakkan senjata ke udara.

Baca Juga  Alat Pernapasan Pada Tumbuhan

Operasi Gagak Belanda 1948, Siasat Kuasai Kembali Indonesia

Keputusan ini mengecewakan banyak pihak dan akhirnya banyak partai politik yang menarik dukungannya dari pemerintah sebagai bentuk penolakan terhadap perjanjian Renville. Selain itu, Belanda juga mengumumkan penguasaannya atas Sumatera, meskipun pulau tersebut tidak sepenuhnya menjadi milik Belanda, namun merupakan bagian dari hak teritorial Indonesia sebagaimana disepakati dalam perjanjian. Pengakuan Belanda menunjukkan bahwa sekali lagi Belanda mengingkari apa yang telah mereka sepakati bersama, padahal isi perjanjian itu sangat menguntungkan pihak mereka.

Setelah itu, Belanda juga melakukan serangan lagi dengan menjatuhkan pasukannya dari pesawat DC-3 Dakota di Yogyakarta yang merupakan ibu kota Indonesia pada pukul 6 pagi tanggal 18 Desember 1948, dimana serangan tersebut dikenal dengan agresi militer Belanda II.

Peristiwa Perjanjian Renville inilah yang menjadi saksi perjuangan pemerintah Indonesia mempertahankan wilayahnya dari kekuasaan Belanda dan bagaimana Belanda dengan cerdik menolak perjanjian yang merugikan pemerintah dan rakyat Republik Indonesia. adat dan budaya, suku, pulau dan bahasa, negara Indonesia juga merupakan negara yang kaya akan sejarah.

Bagian sejarah yang dimiliki negara Indonesia adalah banyaknya perjanjian-perjanjian yang terjadi pada masa penjajahan.

Tematik Kelas 6 Tema 1

Perjanjian Renville adalah perjanjian yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda. Perjanjian ini ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948.

Perjanjian yang melibatkan Indonesia dan pemerintah Belanda ini melibatkan Komisi Tri-Bangsa (KTN) yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.

Meskipun perjanjian ini dilaksanakan atas dasar pencarian kesepakatan bersama yang saling menguntungkan kedua belah pihak, namun kenyataannya perundingan Renville merugikan pemerintah Indonesia.

Mari kita lihat secara detail apa latar belakang, kapan Perjanjian Renville dilaksanakan, isinya dan siapa saja tokoh yang terlibat? Baca dengan cermat di bawah ini.

Modul Masa Mempertahankan Kemerdekaan

Kedua kubu terlibat perseteruan yang kembali memanas. Ditambah lagi dengan serangan dari pihak Belanda Serangan Militer Belanda I yang berlangsung dari tanggal 21 Juli 1947 sampai dengan 4 Agustus 1947.

Dalam peristiwa ini pemerintah Belanda melakukan penyerangan terhadap wilayah Indonesia setelah penolakan pertama terhadap perjanjian Linggarjati yang diadakan di Linggarjati, Cirebon dan Jawa Barat.

Pemerintah Belanda melanggar isi perjanjian Linggarjati yang ditandatangani bersama pada 25 Maret 1947.

Karena kejadian ini, menarik perhatian dan reaksi keras dari pihak luar. Dewan Keamanan PBB kemudian mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata antara Indonesia dan Belanda.

Baca Juga  Salah Satu Usaha Untuk Meningkatkan Usaha Kuliner Adalah

Pm Belanda Isyaratkan Kirim Bantuan Rudal Patriot Buatan As Ke Ukraina

Akhirnya, pada tanggal 6 Agustus 1947, Gubernur Jenderal Belanda Van Mook memerintahkan gencatan senjata untuk mengakhiri agresi militer Belanda I.

Pada tanggal 25 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi untuk menyelesaikan konflik antara Indonesia dan Belanda secara damai melalui pembentukan Komisi Tiga Bangsa.

Negara anggota KTN adalah Amerika Serikat, Australia dan Belgia. Ketiga negara tersebut dipilih oleh Belanda sebagai pihak perantara.

Dalam perjanjian yang melibatkan pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda serta melibatkan Trilateral Commission khususnya Australia, Amerika Serikat dan Belgia dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 1947.

Soal Tanya Jawab Kelas 5 Tema 7

Tempat diadakannya perundingan Renville adalah di atas kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Saat itu kapal sedang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dalam perjanjian ini banyak tokoh yang terlibat, dari pihak Indonesia, pemerintah Belanda dan Dewan Keamanan PBB sebagai negosiator, beberapa tokoh tersebut adalah sebagai berikut:

Bagaimana? Pernah bertanya-tanya tentang jumlah yang terlibat dalam negosiasi Renville? Nah, pembahasan selanjutnya adalah isi kesepakatan Renville.

Hasil perundingan Renville disepakati oleh kedua belah pihak, Belanda dan Indonesia. Padahal sebenarnya banyak poin yang merugikan Banga Indonesia.

Sejarah Agresi Militer Belanda Ii: Latar Belakang, Tokoh, Dampaknya

Setelah hasil Perjanjian Renville disepakati pada tanggal 17 Januari 1948, banyak hal yang mempengaruhi pemerintah Indonesia.

Tidak hanya itu, banyak pasukan nasional Indonesia yang harus ditarik ke wilayah Indonesia sendiri. Belum lagi blokade yang dilakukan Belanda.

Terhalangnya masuknya senjata, sandang, dan pangan ke dalam wilayah NKRI membuat ruang gerak masyarakat Indonesia lebih banyak saat itu.

Akibat Perjanjian Renville, pemerintah Indonesia terpaksa menarik pasukan dari wilayahnya sendiri bukan karena kalah perang tetapi karena para politikus kalah dalam negosiasi.

Mengapa Peristiwa Serangan Umum 1 Maret Mesti Diperingati? Halaman 2

Wilayah Indonesia yang hanya meliputi Yogyakarta dan sebagian Jawa Tengah memaksa prajurit bergerak dari Siliwangi ke daerah Gombong, Solo, Yogyakarta, dan Magelang.

Pada tanggal 19 Desember 1948, agresi kedua Belanda dan penangkapan militer terjadi

Perjanjian renville, video perjanjian renville, hasil perjanjian renville, akibat perjanjian renville, tokoh perjanjian renville, sejarah perjanjian renville, makalah perjanjian renville, latar belakang perjanjian renville, agresi militer belanda 1 dan perjanjian renville, perjanjian indonesia dengan belanda, tujuan perjanjian renville, peta perjanjian renville