Bagaimana Tanggapan Kaum Ansar Terhadap Kedatangan Kaum Muhajirin – Pemberitahuan Penting Pemeliharaan server terjadwal (GMT) Minggu, 26 Juni, pukul 02.00 hingga 08.00. situs tidak akan berfungsi selama waktu yang ditentukan!
Penuh rasa hormat ketika tuan rumah menyambut tamunya. Mereka benar-benar membacakan puisi yang menyentuh hati saya. Bunyi syair yang mereka ulangi adalah sebagai berikut. “Telah muncul bulan purnama dari Șaniyatil Wadai’, kita patut bersyukur selama masih ada yang berseru kepada Allah, atau yang diutus kepada kita. Engkau telah membawa sesuatu yang wajib kita taati.” Sejak saat itu, kota Yarib diganti namanya oleh Rasulullah SAW dengan nama “Madinatul Munawwarah”. Strategi Rasulullah dalam mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar untuk mengikat setiap majemuk umat Islam yang berasal dari suku dan suku yang berbeda, dalam ikatan kemasyarakatan yang kuat, berbagi takdir, berbagi perjuangan dengan semangat persaudaraan Islam. Rasulullah melihat kembaran Abu Bakar dengan Hariya Ibnu Zuhair Ja’far, Abi Ţalib dengan Mu’az bin Jabal, Umar bin Khaţţab dengan Ibnu bin Malik dan Ali bin Abi Ţalib terpilih sebagai saudaranya. Selanjutnya setiap marga Muhajirin bersaudara dengan marga Ansar dan persaudaraan tersebut dianggap kakak beradik. Sebagian kaum Muhajirin mencari nafkah dengan berdagang dan sebagian lagi bekerja di tanah milik kaum Ansar. Setelah kaum Muhajirin menetap di Madinah, Nabi Muhammad saw mulai menyusun strategi untuk membentuk masyarakat Islam yang bebas dari ancaman dan tekanan (intimidasi). Ikatan kekeluargaan antara masyarakat Madinah (Ansar) dan kaum Muhajirin diperkuat dengan dibuatnya perjanjian gotong royong antara umat Islam dan non-Muslim. Nabi Muhammad saw juga mulai merumuskan kebijakan ekonomi, sosial, dan pemerintahan Islam. Kaum Muhajir adalah kaum yang sabar. Meski banyak rintangan dan rintangan dalam hidup yang menyebabkan kesulitan keuangan, namun mereka selalu sabar dan tabah dalam menghadapinya serta pantang menyerah. Nabi Muhammad melihat dalam menciptakan suasana nyaman dan damai di kota Madinah, dilakukan kesepakatan dengan pihak Yahudi. Perjanjian tersebut menetapkan dan mengakui hak independen setiap kelompok untuk menganut dan mengamalkan agamanya sendiri. Isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW. dengan orang-orang Yahudi sebagai berikut. A. Orang Yahudi hidup berdampingan secara damai dengan Muslim. B. Kedua negara bebas menganut dan mengamalkan agamanya masing-masing. ° C. Umat Islam dan Yahudi harus saling membantu dalam memerangi siapapun yang memerangi mereka. Pendidikan agama dan moral Islam 145
Bagaimana Tanggapan Kaum Ansar Terhadap Kedatangan Kaum Muhajirin
E) Yahudi menanggung biayanya sendiri dan sebaliknya umat Islam juga menanggung biayanya sendiri. Dan. Yahudi dan Islam wajib saling menasihati dan membantu satu sama lain dalam menjalankan keutamaan dan keutamaan. F. Kota Madinah merupakan kota suci yang wajib dilindungi dan dihormati oleh mereka yang terikat perjanjian. G. Apabila terjadi perselisihan antara Yahudi dan Islam yang dikhawatirkan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, maka hal itu diserahkan kepada Allah SWT. dan Rasul-Nya. H. Setiap orang yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib menjaga keselamatannya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah karena Allah S.T. menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti. 2. Mewujudkan masyarakat berdasarkan ajaran Islam a. Kebebasan beragama Tujuan dari ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. hal itu untuk memberikan kedamaian kepada para pengikutnya dan menjamin kebebasan umat Islam, Yahudi dan Kristen untuk menganut keyakinan agamanya masing-masing. Dengan demikian Nabi Muhammad SAW memberikan jaminan kebebasan beragama bagi umat Yahudi dan Nasrani, antara lain kebebasan berpendapat, kebebasan beribadah menurut agamanya, dan kebebasan mendakwahkan agamanya sendiri. Hanya kebebasan yang menjamin tercapainya kebenaran dan kemajuan menuju persatuan yang utuh dan terhormat. Menentang kebebasan berarti memperkuat kebohongan dan menyebarkan kegelapan yang pada akhirnya akan melahap cahaya kebenaran dalam kesadaran manusia. Cahaya kebenaran yang menghubungkan manusia dengan alam semesta (hingga akhir zaman), yaitu ikatan cinta dan persatuan, bukan ikatan kebencian dan kehancuran. B. Azan, salat, zakat dan puasa ketika Nabi Muhammad SAW. Sesampainya di Madinah, ketika waktu salat tiba, masyarakat berkumpul tanpa dipanggil. Kemudian terpikir untuk menggunakan terompet, seperti halnya orang Yahudi, namun Nabi tidak menyukainya; lalu ada pula yang menawarkan untuk melangkah lebih jauh, seperti orang Kristen. Menurut satu sumber atas saran Umar bin Hatzab dan umat Islam dan menurut sumber lain atas perintah Allah SWT. melalui wahyu, azan dikumandangkan bersama azan. Selanjutnya Nabi Muhammad SAW. beliau memerintahkan Abdullah bin Zaid bin Salaba untuk mengumandangkan Adzan kepada Bilal dan mengumandangkannya ketika waktu salat tiba, karena Bilal mempunyai suara yang merdu. 146 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Memahami Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw
Ketika waktu salat tiba, Bilal pergi ke rumah wanita Bani Najjar yang letaknya di dekat masjid dan lebih tinggi dari masjid, untuk mengumandangkan asan dengan melantunkan: Kewajiban salat yang diterima saat miraj, menjelang akhir. periode Mekkah terus didirikan untuk para pengikut Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, puasa yang berdasarkan syariat sebelumnya juga diwajibkan setiap bulan Ramadhan. Situasinya sama dengan zakat. Memang, setelah kekuatan Islam menyebar ke seluruh Jazirah Arab, Nabi Muhammad SAW. mengirim pasukannya ke luar Madinah untuk mengumpulkan zakat. ° C. Prinsip-prinsip Kemanusiaan Pada tahun X X (631 M) Nabi Muhammad SAW. menunaikan haji wadah’ (haji terakhir). Pada kesempatan ini Nabi Muhammad SAW. dia menyampaikan khotbah yang benar-benar bersejarah. Saat matahari terbenam, menunggangi untanya yang disebut al-Kaswa, Nabi Muhammad SAW. berangkat dan sampai di lembah yang ada di Uranus. Di tempat ini, dari atas untanya, dia melihat Nabi Muhammad SAW. dia memanggil orang-orang dan panggilan itu diulangi oleh Rabia bin Umaya bin Khalaf. Setelah mengucap syukur dan memuji Allah SWT, Nabi Muhammad SAW. dia memberikan pidatonya. Khotbah Nabi SAW. memuat antara lain larangan menumpahkan darah kecuali dengan hak, dan larangan merampas harta benda orang lain melalui basilisk, karena nyawa dan harta benda itu suci; larangan riba dan larangan penganiayaan; perintah untuk memperlakukan istri dengan baik dan lemah lembut serta perintah untuk menghindari dosa; segala pertengkaran di antara mereka pada masa jahiliyah harus saling dimaafkan; pembalasan dengan tebusan darah tidak lagi diperbolehkan, seperti yang terjadi pada Zaman Jahiliyah; perlunya memelihara persaudaraan dan kesetaraan di antara manusia; Para pelayan Sahaya harus diperlakukan dengan baik, makan sebagaimana tuannya makan dan berpakaian sesuai dengan pakaian tuannya; dan yang paling penting, umat Islam harus selalu berpegang pada Al-Quran dan Sunnah. Badri Yatim dalam bukunya Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II menyimpulkan isi khotbah Nabi dengan menyatakan bahwa khotbah Nabi Muhammad SAW. memuat prinsip-prinsip kemanusiaan, kesetaraan, keadilan sosial, keadilan ekonomi, kemakmuran dan solidaritas. Pendidikan agama dan moral Islam 147
3. Mengajarkan pendidikan politik, ekonomi dan sosial Dalam bukunya The 100 Most Influential Figures in the World Sepanjang Sejarah, Michael H. Hart menempatkan Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW pertama kali menyatakan bahwa beliaulah satu-satunya orang dalam sejarah yang sangat sukses, baik dalam urusan agama maupun duniawi. Dalam urusan politik Nabi, saw. menjadi pemimpin politik yang sangat efektif. Bahkan sekarang, empat belas abad setelah kematiannya, pengaruhnya sangat kuat dan mencakup segalanya. C. Strategi Nabi dalam berdakwah. di Madinah 1. Meletakkan landasan kehidupan masyarakat Setibanya di Madinah, Nabi Muhammad SAW. segera meletakkan dasar-dasar kehidupan masyarakat. Prinsip-prinsip kehidupan bermasyarakat yang ditetapkan oleh Nabi adalah sebagai berikut. A. Membangun masjid. Masjid yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. tidak hanya digunakan sebagai pusat kehidupan keagamaan (ziarah) tetapi juga sebagai tempat berdiskusi, tempat berkumpulnya umat Islam untuk mempunyai jiwa yang kuat dan berfungsi sebagai pusat pemerintahan. B. Membangun persaudaraan Islam. Dalam hal ini, Nabi Muhammad SAW. saw persaudaraan Ansar (Muslim Madinah) dengan Muhajirin (Muslim Mekah). Beliau mempertemukan dan mengikat kaum Anshar dan Muhajirin dalam ikatan kekeluargaan dan kekerabatan. Demikianlah semoga shalawat bagi Nabi Muhammad SAW. mereka membangun ikatan persaudaraan tidak hanya melalui ikatan darah tetapi juga melalui ikatan agama (ideologis). °C. Menjalin silaturahmi dengan pihak non muslim lainnya. Untuk menjaga stabilitas di Madinah, ia menemui Nabi Muhammad SAW. menjalin persahabatan dengan orang Yahudi dan Arab yang masih menganut agama nenek moyangnya. Dibuatlah piagam yang kemudian dikenal dengan Piagam Madinah. Piagam tersebut menjamin persamaan hak dan kebebasan beragama bagi orang Yahudi. Setiap orang dijamin keamanan dan kebebasannya dalam hak politik dan agama. Setiap orang harus menjaga keamanan Madinah dari serangan luar. Piagam tersebut juga menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW. ia menjadi kepala pemerintahan dan dengan demikian kekuasaan absolut diserahkan kepadanya. Terbentuknya negara Madinah membuat Islam semakin kuat. Di sisi lain, terdapat tingkat kegelisahan dan kegelisahan yang sangat tinggi di kalangan kaum Quraisy dan musuh-musuh Islam lainnya. Pernyataan tersebut mendorong kaum Quraisy dan lainnya untuk melakukan berbagai bentuk ancaman dan pelecehan. Untuk alasan ini, Nabi Muhammad, saw. menyelenggarakan penyidikan dan 148 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
Ia membentuk kekuatan militer dan membuat perjanjian dengan berbagai suku di sekitar Madinah. Upaya umat Islam untuk melindungi Madinah menimbulkan banyak peperangan. Berikut adalah beberapa perang yang terjadi antara umat Islam dan musuh-musuh mereka. A. Pertempuran Badar Pertempuran Badar merupakan perang pertama dalam sejarah Islam. Perang ini terjadi antara kaum muslimin melawan kaum musyrik Quraisy. Pertempuran ini terjadi pada tanggal 8 Ramadhan tahun ke-2 Hijriah. Dengan peralatan sederhana, shalawat nabi Muhammad SAW. meninggalkan Madinah bersama 305 pasukannya. Sekitar 120 km dari Madinah, tepat di Badar, pasukan Nabi bertemu dengan pasukan Quraisy yang berjumlah antara 900 hingga 1000 orang. Dalam perang ini Nabi Muhammad SAW. dan kaum muslimin berhasil meraih kemenangan. Setelah kemenangan ini, salah satu suku Badui yang kuat terpaksa membuat perjanjian damai dengan Nabi Muhammad SAW. segera setelah,
Pengertian kaum muhajirin, kaum muhajirin dan ansar, kaum muhajirin dan ansor, perjuangan kaum muhajirin, pengertian kaum muhajirin dan anshar, kaum ansar, kaum muhajirin adalah, kaum anshar dan kaum muhajirin, kisah kaum muhajirin dan ansar, kisah perjuangan kaum muhajirin dan ansar, kaum muhajirin, tanggapan terhadap