Apa Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Menyikapi Keberagaman Indonesia – Keberagaman agama di Indonesia seringkali menimbulkan kontroversi dan perpecahan. Apalagi di era digital yang ditandai dengan mudahnya akses materi keagamaan dan sangat beragam. Oleh karena itu, moderasi beragama menjadi jalan tengah dalam keberagaman budaya dan agama di Indonesia.
Abdulatif, dosen UIN Salatiga, dalam webinar literasi digital mengatakan bahwa keragaman agama mendiskriminasi kelompok minoritas. Keanekaragaman pemahaman hampir tidak mungkin digabungkan.
Apa Yang Dilakukan Pemerintah Dalam Menyikapi Keberagaman Indonesia
Contohnya adalah kejadian di Depok dimana seorang siswa tidak dapat mengikuti pemilihan OSIS karena dia bukan seorang Muslim. Menanggapi hal itu, pembungkamannya jelas tidak mungkin karena merupakan bagian dari ekspresi keagamaan. Namun, pemecatannya juga dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Cari Jawaban Kelas 5 Sd Tema 3, Apa Saja Manfaat Keragaman Sosial Budaya Bagi Masyarakat?
“Jalan singkat Kemenag telah memilih moderasi dalam beragama. Itu adalah sikap untuk mengurangi kekerasan dalam perspektif dan praktik keagamaan. Kita harus menyadari bahwa ide moderasi dalam beragama adalah tanggung jawab bersama, harus ada kerjasama antara masyarakat dan kelompok, institusi, pemerintah dan lainnya,” jelas Abdulatif kepada peserta diskusi virtual literasi digital yang diselenggarakan pada Senin, 70 dan 2020 tentang teknologi informasi.
Lanjutnya, masyarakat harus menumbuhkan sikap moderat dalam menyikapi paham dan keragaman agama. Yakni dengan toleransi terhadap perbedaan, menanamkan nilai cinta tanah air, melawan kekerasan dan bersahabat dengan budaya lokal.
Dalam hal keterampilan digital, ini mendorong masyarakat untuk mempelajari keterampilan perseptual dan keterampilan produktif. Tidak hanya menerima manfaat dari teknologi digital, tetapi juga dapat belajar bagaimana menggunakan teknologi, informasi dan komunikasi untuk membuat dan menemukan informasi yang berguna.
“Skill yang tidak boleh diabaikan di era digital adalah skill menjaga keamanan digital, baik perangkat maupun identitas digital. Gunakan proteksi perangkat melalui password, back up data. Juga jaga keamanan privasi dengan tidak membuka informasi pribadi di ruang digital,” tambah Abdulatif.
Keberagaman Paham Dan Penerapan Nilai Keagamaan Di Media Online
Berbicara tentang etika media digital dan moderasi beragama, Amhal Kaefahmi (Pengawas Madrasah Kementerian Agama Kota Semarang) mengatakan bahwa media digital memudahkan penelitian apapun, termasuk materi keagamaan. Namun, di beberapa titik peran ustadz masih diperlukan karena tidak semua sumber materi agama di internet berwibawa. Tidak semua orang setuju dengan aturan agama.
“Ada banyak sumber untuk belajar agama secara online, tetapi Anda tidak dapat melakukannya dengan internet. Guru memiliki otoritas dan panutan,” kata Amhals.
Ia membandingkan di era saat ini, posisi guru seperti Google yang menyediakan beragam informasi, jejaring sosial sebagai sarana penyampaian materi, dan pengguna media digital adalah siswa atau masyarakat yang mengakses informasi. Bagaimana pengguna digital lainnya, siswa atau komunitas dapat menemukan secara mandiri, dengan guru sebagai fasilitator.
“Moderasi beragama berpedoman pada prinsip Islam Wasatiyah yaitu komitmen nasionalisme berdasarkan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945. Menghormati nilai-nilai lokal, anti kekerasan dan toleransi,” jelasnya.
Analysis Of Corporate Srategy In The Development Of Micro, Small, And Enterprises (msmes)
Oleh karena itu, menjaga keragaman agama dalam media digital memerlukan literasi digital yang meliputi budaya digital yang baik, keterampilan digital, kemampuan beretika di dunia digital seperti dalam kehidupan nyata, dan menjaga keamanan digital.
Kegiatan debat literasi digital ini merupakan bagian dari program pemerintah dalam mendukung percepatan transformasi digital untuk menciptakan sumber daya yang berkemampuan digital. Diskusi virtual ini juga digelar serentak untuk seluruh masyarakat dari seluruh wilayah Indonesia.
Dihadiri ratusan warga Kabupaten Pati, acara yang diketuai oleh Zacky Ahmad ini menghadirkan empat pembicara. Selain Abdulatif dan Amhal Kaefani, opinion leader utama adalah Mustolih (guru UNMU Kebumen) dan Muhammad Siswanto (Ketua MAN 4 Kebumen) dan Ananda Octovera (penggemar kecantikan). (*) ditetapkan sebagai tema Sebelas Maret Islamic Festival (SIFT) Universitas Sebelas Maret () Surakarta tahun 2020. Webinar “Islam, Tasamuh dan Bhinneka” juga diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian webinar SIFT oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Islam Jamaah Nurul Huda (Sabtu) (JN/06).
Hadir sebagai pembicara adalah Prof. dr. H. Abdul Muti, M.Ed. yang merupakan Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah membahas tentang toleransi dalam perlakuan terhadap keberagaman. Prof. Muti menjelaskan, menyikapi keberagaman membutuhkan “tasamuh” atau toleransi. Artinya, perilaku yang mengakui dan menghargai perbedaan sikap baik dalam aspek keagamaan maupun dalam berbagai aspek kehidupan lainnya.
Tunjukkan Pramuka Mampu Satukan Keberagaman
Ditambahkannya, kata tasamuh tidak ditemukan dalam Alquran. Namun sikap dan perilaku tasamuh merupakan ajaran dan nilai-nilai Islam yang ditegaskan dalam berbagai surah. Antara lain QS. Al-Kafirun (109): 1-6 dan QS. Al-An’am (6): 107-108,” terang Prof. Muti yang juga anggota Dewan Persatuan Agama dan Pluralisme Indonesia.
Selain itu, Prof. Mu’ti juga memaparkan lima sikap dan perilaku tasamuh. Pertama, memahami dan memahami perbedaan antara orang dan satu sama lain. Ini termasuk memahami titik-titik perbedaan dan persamaan serta sebab-sebabnya.
Setelah memahami perbedaan tersebut, sikap selanjutnya adalah menghargai perbedaan sebagai keyakinan dan pilihan pribadi. Bertindak untuk tidak mengkritik, menyalahkan, meremehkan, mempercayai atau memaksakan kehendak Anda pada orang atau pihak lain.
“Kalau kita lebih sering melihat perbedaan sebagai produk daripada sebagai proses, maka akan menimbulkan intoleransi. Kita memang berbeda ya, tapi jangan mengutuk atau mengkritik kelompok lain. Juga tidak boleh bagi perwakilan yang berbeda agama. Lebih baik bersaing dengan yang baik daripada dengan yang buruk dan perasaan yang akhirnya mencela orang lain”, tambahnya.
Membiasakan Keberagaman Hadir Di Sekitar Kita
Sikap ketiga adalah menerima keberadaan teman yang beragam dengan tetap menjaga dan melestarikan keyakinan dan identitas pribadi atau kelompok. Penerimaan terhadap keberadaan ini juga dapat ditunjukkan dengan menyediakan, mengakomodasi, dan memfasilitasi orang lain untuk menjalankan keyakinannya dan mempertahankan identitasnya.
Karena berbeda bukan berarti apriori tidak setuju dan tidak peduli dengan orang atau pihak lain. “
Tasamuh ini juga mendorong untuk saling tolong-menolong dan memupuk rasa cinta antar sesama. Seiring berjalannya waktu, kata Prof. Mu’ti, yang bersumber pada akidah tidak bercampur.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Prof. dia menekankan Mu’ti kemudian, yaitu pentingnya bertemu dan berkomunikasi dengan teman yang berbeda latar belakang. Dimana dalam masyarakat bagaimanapun menerapkan sikap toleran untuk menciptakan perdamaian. Namun, tentunya tanpa kehilangan rasa percaya diri dan menyembunyikan identitas diri.
Menakar Kembali Penghormatan Terhadap Keberagaman Tanah Air
“Ceritakan siapa diri kita. Kita tidak perlu menyembunyikan keyakinan masing-masing. Keragaman inilah yang mendorong kita untuk menunjukkan keyakinan kita. Ada batasan dimana kita bisa bersama, ada batasan dimana kita berbeda,” jelas Profesor Muti.
Dalam materinya, Prof. Muti juga menjelaskan bahwa pluralisme ditandai dengan perbedaan fisik, intelektual dan agama yang muncul karena alasan alamiah, ilmiah dan amaliah. Ditambahkannya, faktor alam adalah faktor yang mengikuti hukum Tuhan dalam berbagai proses dan peristiwa alam semesta.
Misalnya, orang yang berbeda suku, bahasa, bangsa dan perbedaan alam lainnya menjadi saksi atas kuasa Tuhan. Variasi ini menunjukkan keberadaan orang di antara mereka sendiri.
Sedangkan faktor keilmuan terkait dengan proses intelektual, termasuk metode ijtihad. Dalam hal ini, orang berbeda agama, madzhab, strategi dan manhaj agama.
Kesalehan Sosial Adalah Kunci Dalam Kehidupan Keberagaman
“Jadi faktor amalia itu berkaitan dengan konteks, orientasi dan strategi perjuangan, serta persoalan pribadi”, tambah profesor. mulut
Dalam hal ini, Prof. Kunkoro Diharjo selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni membuka webinar. Dalam sambutannya, Prof. Kuncoro mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bersedia membantu dan bergabung dengan SIFT tahun ini dan meminta kepada yang hadir untuk selalu menanamkan rasa kebersamaan lintas perbedaan. Hubungan Masyarakat
Tim PKM HGR FSRD bersama ESC Komunitas Wayang Godhong menyelenggarakan acara Festival KKN Ecoart Jogo Kali #2
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menegakkan ham di indonesia, apa yang dimaksud dengan keberagaman dalam masyarakat, tuliskan keberagaman yang ada di indonesia, usaha apa yang dilakukan, sebutkan keberagaman budaya yang ada di indonesia, sebutkan keberagaman yang ada di indonesia, jelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam penegakan ham di indonesia, jelaskan keberagaman budaya yang ada di indonesia, contoh keberagaman yang ada di indonesia, jelaskan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menegakkan ham di indonesia, ekspor yang dilakukan indonesia, keberagaman budaya yang ada di indonesia